in

Eks Asisten Manajer Ungkap Penyebab Cristiano Ronaldo Tak Betah di MU

Cristiano Ronaldo saat berseragam MU. Foto: Reuters
Cristiano Ronaldo saat berseragam MU. Foto: Reuters

Bintang Portugal Cristiano Ronaldo kini tengah menikmati masa-masa bersama Al Nassr, klub Arab Saudi. Sebelum ke negara minyak, Ronaldo berkiprah di Manchester United (MU) untuk periode keduanya.

Namun pemain Portugal itu hanya bertahan satu musim di Setan Merah. Kini terungkap penyebab yang membuat CR7, julukan Ronaldo, tak betah di MU untuk periode keduanya.

Hal itu diungkap eks asisten manajer di MU Mike Phelan. Phelan mengungkap bahwa Ronaldo cukup frustrasi di periode keduanya bersama MU. Lantaran ia menetapkan standar tinggi berkat capaiannya sebelumnya yang sulit diwujudkan.

“Di periode keduanya, dia datang dengan sudah lebih tua, lebih berpendirian dan berkemauan keras,” ungkap Phelan, seperti dikutip dari Sky Sports.

Seperti diketahui, Ronaldo merupakan pemain yang telah berlabuh di beberapa klub. Sebelum ke Al Nassr, pemain berusia 38 tahun ini telah bergabung di lima klub, mulai dari Sporting Lisbon, MU, Portugal, Madrid, Juventus, dan kembali lagi ke MU.

“Dia masih punya standar yang sangat tinggi dan bagus untuk diajak kerja sama. Tapi, saya akan mengatakan pola pikirnya terlalu keras. Sebab, dia pernah berada di MU, Portugal, dan Madrid,” sambung Phelan.

Ronaldo tercatat selalu berhasil membawa tim yang dibelanya kompetitif dan meraih gelar. Oleh karena itu, saat ia kembali ke MU di periode keduanya, ia menerapkan standar yang sama tapi kesulitan mencapainya karena tak mendapatkan dukungan penuh.

“Saya suka karena dia tak ingin standarnya turun, sambil berharap standar yang lain meningkat. Terkadang, Anda tidak akan disukai beberapa orang saat itu terjadi. Saya ingat ketika dia terlalu berusaha keras, namun tidak diacuhkan atau tak direspons. Rasa frustrasi akan muncul,” jelas Phelan.

“Saat berurusan dengan orang-orang tapi yang terpenting adalah mereka, apa yang bisa mereka selesaikan dan dapatkan. Mereka akan melihat ke belakang dan menilainya. Dan mungkin dia menyadarinya, entahlah sebab saya tak pernah bicara dengannya, jika dia tak bisa meraihnya di Manchester United. Jadi dia merasa tantangannya berada di tempat lain,” sambung Phelan.