Yakisoba adalah hidangan yang sangat populer di Jepang dan juga sering ditemukan di festival jalanan, restoran cepat saji dan dijual dalam bentuk instan di toko-toko.
Rasanya yang gurih, manis dan pedas, serta tekstur mie yang kenyal dan renyah membuatnya menjadi hidangan yang digemari oleh banyak orang.
Proses pembuatan Yakisoba diawali dari menggoreng mie dan bahan-bahan lainnya bersama-sama dalam wajan besar dengan saus Yakisoba hingga semua bahan tercampur dan mie menjadi garing.
Hidangan ini, kemudian dihidangkan panas dan sering disajikan dengan mayones, aonori atau serbuk rumput laut dan bonito flakes atau serpihan ikan katsuobushi sebagai tambahan hiasan.
Sebagian besar hidangan mie Jepang, termasuk Yakisoba, memiliki akar dalam masakan Tionghoa. Mie panggang adalah hidangan Tiongkok yang dikenal sebagai chow mein atau chao mian. Hidangan ini dibawa ke Jepang pada abad ke 19 oleh imigran Tiongkok.
Mie panggang pertama kali muncul di Jepang pada awal abad ke 20. Pada awalnya, hidangan ini disebut sobameshi dan terdiri dari mie yang dicampur dengan nasi dan saus.
Mie itu sendiri disebut chukamen yang merupakan varietas mie yang lebih tebal dan lebih lebar. Seiring berjalannya waktu, hidangan ini mengalami evolusi.
Nama Yakisoba pertama kali digunakan pada tahun 1930-an, meskipun hidangan tersebut tidak mengandung soba seperti yang disiratkan oleh namanya.
Selama Perang Dunia II, sumber daya di Jepang menjadi langka dan hidangan ini mengalami penyederhanaan.
Daging yang kurang tersedia diganti dengan sosis dan sayuran. Setelah perang, Yakisoba menjadi hidangan yang lebih terjangkau dan populer di kalangan masyarakat Jepang.
Meskipun awalnya memiliki pengaruh asing, Yakisoba telah menjadi bagian integral dari masakan Jepang dan terus menggoda selera orang di seluruh dunia dengan rasa yang gurih dan tekstur mie yang nikmat.