in

Jejak Sejarah Puding, dari Perut Hewan hingga Hidangan Penutup Instan

Puding menjadi hidangan penutup yang populer di seluruh dunia dengan berbagai variasi rasa dengan tekstur yang ringan dan lembut.

Selain puding tradisional seperti puding roti dan puding cokelat, ada pula puding modern dengan berbagai rasa buah, cokelat, karamel dan banyak lagi. Puding terus berkembang dan disesuaikan dengan selera masyarakat di berbagai belahan dunia.

Kata puding berasal dari bahasa Prancis boudin yang berarti sausage atau isi perut. Pada awalnya istilah ini digunakan untuk hidangan yang terbuat dari isi perut hewan, seperti daging cincang dan rempah-rempah yang dicampur dan dimasak dalam perut hewan sebagai pembungkus.

Istilah ini berkembang dan digunakan untuk merujuk pada berbagai hidangan penutup yang terbuat dari campuran susu, telur dan bahan-bahan lainnya.

Puding telah ada dalam berbagai bentuk di berbagai budaya sejak zaman kuno. Misalnya puding tahu sudah dikenal di Tiongkok sekitar 2000 tahun yang lalu.

Di Roma kuno mereka membuat puding manis dengan menggunakan telur, madu dan rempah-rempah. Di India, hidangan seperti kheer atau puding beras telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Pada Abad Pertengahan, puding menjadi lebih populer di Eropa dengan pengaruh Mediterania dan Timur Tengah. Hidangan seperti blancmange atau puding susu dan sago pudding mulai muncul di Inggris.

Di Amerika Serikat puding adalah hidangan yang penting selama Abad ke 17 dan ke 18. Pada masa itu, puding sering dibuat dengan menggunakan bahan-bahan seperti roti, telur, susu, dan gula.

Pada abad ke 19, puding menjadi lebih beragam dengan penggunaan bahan-bahan seperti agar-agar dan gelatin. Gelatin memungkinkan pembuatan puding yang lebih lembut dan berbagai rasa.

Pada abad ke 20, industri makanan mengembangkan puding instan yang praktis. Puding dalam kemasan siap saji menjadi populer dan sangat mudah disiapkan di rumah.