Bunga salvia atau yang akrab disebut bunga sage di Indonesia banyak tumbuh di wilayah dataran tinggi. Namun, bunga ini sering juga ditemukan tumbuh di dataran rendah tepatnya di tempat terbuka.
Nama salvia berasal dari bahasa latin salvere, artinya merasa baik dan sehat. Berasal dari Meksiko, tanaman ini bernama ilmiah salvia officinalis dan tergolong dalam famili lamiaceae.
Bunga salvia biasanya memiliki warna mencolok dan beragam. Mulai dari warna biru, ungu, merah, dan putih. Sesekali terdapat juga salvia warna kuning meski termasuk jarang ditemukan.
Salah satu ciri khas bunga sage adalah buahnya yang berbentuk lonjong kecil dengan biji berwarna hitam. Itu membuat bunga ini tampak estetik selain cantik dengan bunganya.
Sekilas, bunga salvia ungu mirip lavender. Kedua bunga itu sama-sama memiliki ciri khas bertandan dan daunnya berbentuk seperti daun mint yang memiliki bulu halus.
Kelopak bunga salvia biasanya berbentuk memanjang menumpuk ke atas dan berukuran sekitar 10 hingga 30 cm. Sedangkan, mahkota bunganya sepanjang sekitar 4-5 cm dengan bibir mahkota bagian atasnya yang melekuk ke bagian dalam.
Untuk bagian bibir mahkota bawah bunga sage memiliki bagian tengah yang berongga dan terlihat terbelah. Kebanyakan spesies bunga salvia memiliki rambut atau trikoma pada bunga, daun, dan pada batangnya.
Keindahan yang dimilikinya membuat bunga salvia banyak juga dikoleksi sebagai tanaman hias. Namun tanaman ini tak sekadar indah, salvia juga memiliki sejumlah manfaat sebagai tanaman obat atau herbal.
Seluruh bagian dari tanaman sage bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal alami yang memiliki rasa manis untuk menurunkan panas. Tanaman ini juga berguna untuk mengatasi bisul, mengobati luka akibat terkilir, mimisan, pendarahan hingga bengkak.
Salvia di dunia medis juga telah banyak dimanfaatkan sebagai obat penenang pasien dan pelindung sel saraf. Selain itu, digunakan untuk mengurangi gejala parkinson dan sebagai obat untuk mengatasi kecanduan obat-obatan terlarang.