in

Aligator, Hewan yang Memutus Ekornya Sebagai Strategi Bertahan Hidup

Aligator. Foto: Pixabay

Hewan dibekali cara bertahan hidup agar terhindar dari mara bahaya yang selalu mengintai. Hewan seperti bunglon bisa melakukan kamuflase dengan mengubah warna menyerupai warna yang diinjak oleh kakinya.

Kemampuan mengubah warna tubuh secara alami dilakukan bunglon untuk mengelabui predatornya. Hewan seperti cicak bisa memutus ekornya sebagai bentuk perlindungan diri.

Pemangsa cicak biasanya akan mengira ekor cicak yang putus adalah tubuh cicak. Cicak pun akan segera melarikan diri jika pemangsanya sudah tertipu dengan gerakan ekornya.

Kemampuan cicak memutus ekornya saat dalam keadaan bahaya disebut dengan autotomi. Bukan hanya cicak yang bisa melakukan autotomi ini, tetapi juga hewan besar seperti aligator.

Aligator adalah reptil besar yang hidupnya di sekitar air. Sekilas hewan ini mirip buaya, tetapi berukuran lebih lebar. Jika buaya biasa ditemukan di seluruh dunia, aligator hanya bisa ditemukan di Amerika Serikat, Meksiko, dan China.

Ciri-ciri aligator umumnya berkulit tebal dan bersisik. Hewan ini sangat kuat menggigit karena rangangnya sangat kuat serta moncongnya yang pendek.

Kaki aligator berselaput dan sekaligus menjadi pembeda khas dengan reptil besar lainnya. Ekornya berukuran panjang dan bisa lepas jika berada dalam bahaya.

Hewan ini sangat agresif dan bisa menyerang manusia dan hewan lain. Akan tetapi, hewan ini kadang pula diserang oleh hewan lain bahkan manusia yang memburunya.

Dikutip dari New Atlas, sebuah penelitan menemukan bahwa aligator ternyata bisa meregenerasi ekornya. Hal ini memungkinkan bahwa aligator bisa memutus ekornya saat berada dalam bahaya.

Hanya saja, autotomi pada aligator jarang terjadi karena predator hewan ini sangat jarang. Bentuk ekor baru yang akan terbentuk juga membutuhkan waktu sangat lama dan tidak bisa mengganti ekornya secara sempurna.