Badak sangat identik dengan cula. Cula merupakan tanduk yang tumbuh pada bagian hidung ataupun pada bagian moncong badak.
Cula biasanya dimanfaatkan oleh badak sebagai senjata membela diri atau menyerang hewan lain. Jumlah cula pada badak biasanya berbeda-beda berdasarkan jenisnya, yakni bercula satu atau bercula dua.
Badak dengan cula satu diberi nama badak bercula satu. Hewan liar dengan nama latin Rhinoceros sondaicus ini sering juga disebut sebagai badak Jawa.
Jenis badak bercula satu memiliki karakter yang sangat unik sehingga kadang menjadi pusat perhatian. Bahkan, hewan ini menjadi salah satu keajaiban alam yang berasal dari Indonesia.
Pada mulanya, hewan ini tidak hanya hidup di Indonesia, tetapi tersebar ke beberapa Negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand, Myanmar, dan Malaysia. Akan tetapi, seiring waktu, populasi hewan ini menyusut dan terancam punah.
Ciri khas badak ini adalah culanya yang tidak sebesar cula badak Asia dan jumlahnya satu. Selain agak kecil daripada badak lainnya, cula tersebut juga lebih pendek.
Tubuh badak ini dilapisi kulit yang keras dengan warna abu-abu kecoklatan. Ukuran panjang tubuhnya mencapai 2,2 hingga 3,2 meter serta tinggi badan yang bisa mencapai 1,7 meter.
Dengan ukuran seperti itu, tubuh badak bercula satu memiliki bobot tinggi, yakni berkisar 900 hingga 2.300 kilogram. Leher hewan ini berukuran pendek dengan telinga yang besar dan sangat sensitif.
Uniknya, tubuh besar badak bercula satu tidak diimbangi dengan penglihatan yang baik. Indra penglihatan hewan ini tidak terlalu bagus. Mereka lebih banyak menggunakan indra penciuman dalam mencari makanan.
Hewan ini sangat menarik, terutama bagi kalangan pencinta hewan liat. Hanya saja, badak bercula satu sudah diambang kepunahan karena sering diburu untuk dijadikan obat dan juga sebagai koleksi estetika.