Sigung merupakan hewan mamalia yang sangat aktif pada malam hari dalam mencari mangsa atau masuk ke dalam kategori hewan nokturnal. Hewan ini hidup soliter dan suka bersembunyi dalam gua atau tempat gelap lainnya.
Hewan ini memiliki bulu seperti kucing, kambing , dan hewan berbulu lainnya. Bulu sigung dominan berwarna hitam dan bercampur putih.
Mamalia omnivora ini mulai mencari mangsa saat petang turun ke bumi. Hewan ini bisa memakan serangga, ular, burung, tikus, dan cacing tanah.
Selain dari hewani, sigung juga memakan protein nabati seperti buah-buahan, akar-akaran, dan daun-daun. Namun, sigung juga kadang menjadi mangsa dari predator lain yang lebih kuat.
Hewan dengan panjang tubuh sekitar 50 sentimeter ini kadang mendapat perlawanan dari mangsanya serta juga pemangsanya. Dalam kondisi seperti itu, sigung akan mengeluarkan pertahanannya yang sangat unik.
Sigung dapat menyemprotkan cairan yang berbau busuk ke arah sesuatu yang mengancamnya. Cairan tersebut yang menjadi penyebab hewan ini dijuluki sebagai hewan terbusuk di dunia.
Cairan yang disemprotkan sigung melalui anusnya saat terancam ini bukan hanya bau, tetapi juga punya kandungan berbahaya seperti metil, sulfur, dan butylthiol. Sigung dapat menyemprotkan cairan tersebut dari jarak hampir mencapai 4 meter.
Kabar buruk akan dihadapi oleh hewan atau organisme yang terkena semprotan sigung ini. Jika terkena mata, bisa saja menyebabkan kebutaan secara permanen.
Selain itu, berbagai jenis iritasi bisa terjadi jika yang terkena semprotan adalah permukaan kulit. Semprotan sigung kadang tidak disadari oleh hewan lain sehingga hewan ini mudah meloloskan diri.
Sigung juga punya sistem pertahanan antiracun. Tubuh sigung tidak akan memberi reaksi apapun meskipun berkali-kali digigit oleh ular berbisa, bahkan ular tersebut bisa menjadi santapan sigung ini.