Lionel Messi kembali diganjar penghargaan trofi Ballon d’Or 2023. La Pulga, julukan Messi, mengalahkan Erling Haaland yang juga dijagokan tahun ini.
Hal itu membuat banyak penggemar sepakbola menjadi bertanya-tanya, kenapa bisa La Pulga yang mendapatkannya? Sementara masih ada sejumlah nominasi lain yang dianggap lebih produktif di 2023, seperti Haaland.
Selain itu, kepindahan Messi ke Inter Miami pada bulan Juli, ditambah dengan kurangnya kesempatan bermain di liga top Eropa sejak Mei membuat sejumlah penggemar sepakbola sebelumnya menduga Ballon d’Or tahun ini akan jatuh kepada Erling Haaland.
Bahkan, penampilan Erling Haaland jauh lebih mentereng dari Lionel Messi. Di musim pertamanya bersama Mancheser City, striker 22 tahun ini membawa The Citizens meraih treble winners.
Haaland membawa Man City menjuarai Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions. Haaland juga turut mengukir rekor dengan mencetak 52 gol di semua kompetisi musim lalu.
Namun, ternyata terjadi perubahan aturan dalam proses pemungutan suara Ballon d’Or 2023. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Lionel Messi bisa lebih unggul dibanding Erling Haaland.
Messi terpilih sebagai pemenang Ballon d’Or 2023 didasari penampilan gemilangnya bersama Timnas Argentina di Piala Dunia 2022 Qatar. Messi membawa Argentina meraih trofi Piala Dunia 2022 lalu.
Sementara di level klub, Messi juga membuat penampilan apik bersama Paris Saint Germain (PSG) di musim terakhirnya sebelum pindah ke Inter Miami. La Pulga mencatatkan 21 gol dan 20 assist dari 41 penampilan bersama PSG di musim 2022/2023 di semua kompetisi.
Keluarnya Messi dari PSG menuju Inter Miami di Major League Soccer (MLS) tak mengurangi penilaian juri Ballon d’Or 2023. Hal itulah yang membuat trofi penghargaan paling bergengsi untuk pemain sepakbola itu jatuh kepada Messi.
Sebagaimana dilaporkan Marca, kriteria penjurian Ballon d’Or di 2023 lebih mengutamakan pada penampilan individu daripada aspek kolektif dan trofi yang dimenangkan.
“Performa individu dan karakter kandidat yang tegas dan mengesankan lebih diutamakan daripada aspek kolektif dan trofi yang dimenangkan, serta kelas pemain dan rasa fair play,” tulis Marca.
Ada 100 jurnalis dari 100 negara peringkat teratas FIFA berpartisipasi sebagai juri tahun ini. Jumlah tersebut berkurang dibandingkan sistem sebelumnya yang memilih kategori laki-laki sebanyak 170 jurnalis dan kategori perempuan sebanyak 50 juri.
Perubahan tersebut diharapkan dapat lebih menghadirkan objektivitas dan fokus pada keunggulan individu dalam penghargaan Ballon d’Or. Dengan begitu, akan menjadi pengakuan yang semakin bergengsi di dunia sepakbola.