Joan Mir membuka sisi lain dari musim sulitnya bersama Repsol Honda di MotoGP 2023. Pebalap asal Spanyol itu mengungkapkan bahwa musim yang penuh tantangan ini telah mengubah mentalitas dan cara berpikirnya, membuatnya mampu menghargai hal-hal kecil dalam hidup.
Mir bergabung dengan Honda pada awal musim ini, menyusul bubarnya Suzuki Ecstar pada akhir musim sebelumnya. Kedatangan sang juara dunia 2020 diharapkan dapat membantu Marc Marquez menyelesaikan masalah yang menghambat daya saing Honda selama beberapa tahun terakhir.
Terlepas dari optimisme awal, musim Mir bersama Honda tidak berjalan sesuai rencana. Ia telah menghadapi berbagai tantangan, termasuk kesulitan teknis, kecelakaan, dan cedera. Ia bahkan mengalami beberapa kali kecelakaan dan cedera. Meski mewakili tim pabrikan Honda, Mir kesulitan untuk meraih hasil positif, dengan hasil terbaiknya adalah finis kelima di Grand Prix India.
Akibatnya, pembalap berusia 26 tahun itu harus mendekam di peringkat ke-22 klasemen sementara MotoGP 2023 setelah 17 dari 20 balapan. Bagi seorang juara bertahan, posisi seperti itu tentu saja mengecewakan.
Namun, Mir kini memiliki pandangan baru dalam karier balapnya. Daripada menetapkan ekspektasi yang tinggi untuk setiap balapan, ia telah belajar untuk menghargai kemenangan kecil dan momen-momen positif dalam penampilannya. Pergeseran pola pikir ini berdampak positif pada suasana hati dan kesehatannya secara keseluruhan.
“Saya mungkin tidak bersenang-senang dalam balapan, namun saya telah membuat beberapa kemajuan dalam hal tingkat mental. Saya melakukan pendekatan dengan cara yang cara berbeda,” kata Mir dilansir laman Corsedimoto, Rabu (8/11).
Untuk saat ini, Joan Mir sedang menantikan siapa yang akan menjadi rekan setimnya di MotoGP musim depan setelah Marc Marquez memutuskan hengkang ke Gresini Ducati. Seiring dengan penantian tersebut, ada dua kandidat kuat yang muncul sebagai calon rekan Mir di MotoGP 2024: Fabio Di Giannantonio dan Fermin Aldeguer.