in

Jorge Martin Siap Lebih Ganas di MotoGP Qatar 2023

Jorge Martin dan Pecco

Pembalap Pramac Racing, Jorge Martin bersedia melakukan apa pun untuk memenangkan kejuaraan MotoGP pada 2023.

Keinginannya yang membara untuk mengalahkan Francesco Bagnaia dalam perburuan gelar juara membuatnya bertekad untuk mendorong dirinya sendiri hingga ke batas maksimal. Dengan hanya dua balapan tersisa di musim MotoGP 2023, tekanan semakin meningkat bagi kedua pembalap.

Francesco Bagnaia, dari tim Ducati Lenovo, saat ini memegang kendali penuh atas kejuaraan dengan 412 poin yang mengesankan. Di sisi lain, Jorge Martin berada di dekatnya dengan total 398 poin. Selisih 14 poin di antara keduanya masih bisa dijangkau oleh Martin, dan ia tidak akan berhenti mengejar kemenangan.

Dalam beberapa balapan terakhir, Jorge Martin terus mengejar podium. Ia berharap bisa meraih kemenangan di MotoGP Malaysia di Sirkuit Sepang pada 12 November lalu. Sayangnya, usahanya gagal, dan ia harus puas berada di posisi kedua pada balapan sprint dan posisi keempat pada balapan utama.

Martin percaya bahwa tekanan angin yang tinggi pada ban motornya adalah penyebab ia gagal meraih podium di Sirkuit Sepang. Namun, ia tidak terpengaruh oleh kemunduran ini dan lebih bertekad untuk menjadi yang terbaik.

Dengan hanya dua balapan tersisa, Jorge Martin memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan jika ia berharap untuk melampaui Francesco Bagnaia di klasemen kejuaraan.

“Saya balapan dengan tekanan ban yang lebih tinggi dari yang saya inginkan. Bahkan setelah enam lap saya hampir jatuh di setiap tikungan. Ini membuat saya frustasi karena saya tak pernah bisa melakukan manuver selama balapan,” kata Jorge Martin dilansir laman Speedweek, Rabu (15/11).

Kekhawatiran Jorge Martin terkait regulasi tekanan udara dalam balapan lebih dari sekadar mempertanyakan peraturan tersebut. Pembalap asal Spanyol ini percaya bahwa regulasi tekanan udara yang ada saat ini telah merusak esensi balapan yang sebenarnya.

Menurut Martin, peraturan tersebut telah menciptakan skenario di mana hasil balapan sangat bergantung pada tekanan udara di ban, bukan pada keterampilan dan kemampuan pembalap.