Billie Eilish merasa bersyukur menjadi seorang wanita, Billie mengakui bahwa perjalanannya tidak selalu mudah. Dalam pidatonya yang penuh air mata di acara Variety’s Power of Women di Los Angeles, pemenang Grammy tujuh kali ini merefleksikan perasaannya tentang identitas gender.
Bagi Billie, ia tidak pernah benar-benar merasa seperti seorang wanita. Apa yang dirasakan saudara Finneas ini bahkan digaungkan dalam lagu terbarunya, berjudul “What Was I Made For?”, yang menjadi soundtrack film Barbie.
Tak ayal, Billie kadang menyalahkan diri sendiri, merasa bahwa ia tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat tentang apa artinya menjadi seorang wanita. Terlepas dari kesuksesan dan pencapaiannya, Billie masih bergulat dengan kebencian yang terinternalisasi dan self-talk negatif.
Namun kejujuran Billie, penggemar telah memujinya karena berbicara tentang perjuangannya dengan identitas. Dengan membagikan perjalanan pribadinya, Billie telah menjadi panutan bagi mereka yang merasa tidak cocok dan mendorong orang lain untuk merangkul jati diri mereka. Pesannya ialah tidak masalah untuk menjadi berbeda, dan tidak masalah untuk tidak masuk ke dalam definisi sempit masyarakat tentang apa artinya menjadi seorang wanita.
Walau begitu, Billie mengungkapkan rasa syukurnya karena terlahir sebagai perempuan.
“Dan sejujurnya, saya merasa sangat bersyukur menjadi seorang wanita,” katanya.
Pernyataan Billie merupakan cerminan dari kemajuan yang telah dicapai perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan. Terlepas dari banyaknya tantangan yang dihadapi perempuan selama ini, mereka terus maju dan mendobrak batasan-batasan yang ada.