Gunung, sebagai puncak daratan yang menjulang ke atas, gunung menyimpan rahasia proses terbentuknya yang menakjubkan. Puncak Everest pada ketinggian 8.849 meter di atas permukaan laut menjadi saksi bisu gunung tertinggi di Bumi.
Namun, dari perspektif Indonesia, Puncak Jaya Wijaya mengambil peran utama dengan ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut, ditandai dengan keberadaan es abadi yang kini terancam hilang.
Bagaimana gunung terbentuk?
Tidak seperti kemunculannya yang tiba-tiba, gunung terbentuk melalui proses kompleks yang melibatkan interaksi antar lempeng bumi. National Geographic mengungkapkan bahwa fenomena ini lebih dikenal sebagai lempeng tektonik, proses itu terjadi saat potongan-potongan kerak bumi saling berbenturan. Pegunungan Himalaya, misalnya, terbentuk dari tabrakan besar sekitar 55 juta tahun yang lalu.
Tak hanya itu, gunung vulkanik juga muncul ketika magma dari dalam bumi meletus melalui kerak dan menumpuk dengan sendirinya. Puncaknya, yang dikenal sebagai pegunungan kubah, terbentuk saat magma mendorong kerak ke atas, membeku sebelum akhirnya mencapai permukaan. Faktor cuaca, seperti angin dan hujan, turut berkontribusi dalam membentuk proses terjadinya puncak dan lembah gunung ini.
Proses lainnya melibatkan tekanan di dalam dan di antara lempeng tektonik yang menyebabkan retakan dan patahan pada permukaan bumi. Hasilnya, bongkahan batu naik dan turun, membentuk gunung dengan ciri khasnya yang unik. Sebagai contoh, pulau-pulau di Hawaii terbentuk oleh gunung berapi di bawah laut, menjadikan pulau-pulau tersebut puncak tersisa dari gunung berapi yang pernah ada.
Melalui pemahaman terhadap proses ini, kita dapat lebih mengapresiasi keajaiban alam yang terkandung di setiap lereng curam dan puncak gunung, menyadari bahwa setiap gunung memiliki cerita pembentukan yang unik dan menakjubkan.