Pelangi, fenomena alam yang memukau, sering kali menampilkan beragam warna indah di langit setelah hujan. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa warna gelap seperti hitam, coklat, dan abu-abu tidak pernah terlihat dalam lengkungan cahaya ini?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelangi adalah hasil dari pembiasan sinar matahari oleh titik-titik hujan atau embun di udara. Sumber Belajar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud) mendefinisikan pelangi sebagai gejala optik dan meteorologi yang terjadi karena spektrum cahaya yang terdispersi. Ketika matahari bersinar ke atas titik air hujan yang jatuh, langit tampak membentuk lengkungan cahaya dengan tujuh komponen warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Mengapa Beberapa Warna Jarang Terlihat di Pelangi?
Fenomena pelangi melibatkan pencampuran warna yang terjadi saat berbagai warna bersatu. Dalam spektrum pelangi, warna biru dan hijau di sekitarnya, sehingga kita dapat melihat perpaduan keduanya membentuk warna hijau. Namun, beberapa warna lain merupakan campuran yang tidak berdekatan dengan spektrum warna pelangi.
Cokelat, misalnya, terbentuk dari campuran merah dan hijau. Meskipun warna merah dan hijau terdapat dalam spektrum pelangi, namun posisi mereka yang tidak berdekatan membuat coklat tidak muncul dalam pelangi. Fenomena serupa terjadi pada banyak warna lain yang merupakan hasil dari percampuran warna yang tidak berdekatan dalam spektrum pelangi.
Bagaimana dengan Hitam, Abu-abu, dan Cokelat?
Hitam, sebagai momen ketiadaan warna, tidak dapat terlihat dalam pelangi karena pelangi merupakan bentuk cahaya yang terdispersi. Abu-abu, yang merupakan campuran hitam dan putih, juga tidak muncul dalam pelangi karena kita tidak dapat melihat hitam dan putih secara bersamaan dalam fenomena ini.
Cokelat, yang dihasilkan dari perpaduan warna hijau dan merah, tidak tampak dalam pelangi karena kedua warna tersebut tidak saling berdekatan dalam spektrum warna.