Jika Anda pernah menyaksikan kamar atau ruangan yang dipenuhi dengan barang-barang yang tampak tidak teratur, jangan langsung menilai pemiliknya sebagai orang yang malas berbenah. Ada kemungkinan bahwa mereka menderita penyakit mental yang dikenal sebagai hoarding disorder.
Banyak orang memiliki kegemaran mengumpulkan barang, entah itu karena hobi atau alasan sentimental seperti prangko, kamera analog, atau komik. Namun, bagi mereka yang terkena hoarding disorder, kegiatan ini menjadi berbeda. Mereka tidak hanya mengumpulkan barang-barang ini karena alasan sentimental, tetapi juga karena sulit bagi mereka untuk membuangnya. Mereka meyakini bahwa barang-barang tersebut akan berguna di masa depan, meskipun kenyataannya tidak demikian.
Hoarding disorder tidak hanya tentang mengumpulkan barang secara berlebihan, tetapi juga tentang cara penyimpanannya yang tidak teratur dan berantakan. Ini berbeda dari kegiatan koleksi biasa yang dilakukan dengan rapi. Orang dengan hoarding disorder seringkali tidak memiliki ruang khusus untuk menyimpan barang-barang mereka.
Salah satu tantangan dalam mengatasi hoarding disorder adalah bahwa banyak penderitanya tidak menyadari bahwa perilaku mereka bermasalah. Kondisi ini seringkali terkait dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
Apa yang menyebabkan hoarding disorder?
Hoarding disorder memiliki penyebab yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Medical News Today, berikut adalah beberapa faktor penyebab hoarding disorder:
1. Trauma dan kehilangan
Pengalaman trauma atau kehilangan yang mendalam dapat menjadi pemicu utama hoarding disorder. Individu yang mengalami peristiwa traumatis sering kali mengembangkan kebutuhan emosional untuk mengamankan barang-barang sebagai bentuk perlindungan atau koneksi dengan masa lalu.
2. Gangguan kesehatan mental tambahan
Hoarding disorder sering terkait dengan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Kondisi-kondisi ini saling memperkuat, menciptakan lingkaran sulit dipatahkan tanpa bantuan profesional.
3. Kecenderungan genetik dan faktor lingkungan
Ada bukti bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam risiko mengembangkan hoarding disorder. Selain itu, lingkungan tempat seseorang tumbuh besar juga dapat berkontribusi pada perkembangan kecenderungan ini, terutama jika kebiasaan menyimpan berlebihan ada dalam keluarga.
4. Kurangnya keterampilan pengambilan keputusan
Orang dengan hoarding disorder sering kesulitan dalam mengambil keputusan. Mereka takut kehilangan nilai atau kegunaan potensial barang di masa depan. Penting untuk diingat bahwa hoarding disorder bukan hanya kebiasaan menyimpan berlebihan, melainkan kondisi mental yang signifikan memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab hoarding disorder, kita dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk membantu individu yang mengalami masalah kesehatan mental ini.