in

Mengapa Seseorang Merinding? Ini Jawabannya Menurut Sains

Ilustrasi merinding. Foto: Freepik
Ilustrasi merinding. Foto: Freepik

Merinding sering diasosiasikan dengan kejadian mistis atau pengalaman horor, tetapi apa sebenarnya yang menyebabkan sensasi ini? Penelitian ilmiah mengungkap bahwa merinding memiliki dasar ilmiah yang dapat dijelaskan.

Merinding, fenomena yang kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis atau pengalaman horor, rupanya dapat dijelaskan secara ilmiah. Respons tubuh ini terjadi ketika rambut halus berdiri dan ada tonjolan kecil pada kulit, fenomena yang muncul akibat kontraksi otot kecil di dalam rambut halus. Bagaimana hal ini terjadi dan apa kaitannya dengan dunia hewan?

Dalam konteks hewan, respons serupa terjadi ketika hewan merasa terancam, menyebabkan bulu-bulunya mengembang untuk menciptakan ilusi ukuran dan ancaman yang lebih besar. Sebagai contoh, landak mampu membusungkan durinya untuk menakuti musuh potensial. Studi terbaru pada tikus juga menunjukkan bahwa merinding terkait erat dengan regenerasi rambut dan folikel rambut.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa saraf yang mengendalikan otot-otot kecil yang bertanggung jawab atas merinding juga terhubung ke sel-sel induk folikel rambut. Ini memiliki implikasi signifikan dalam pertumbuhan rambut baru, menyoroti keterkaitan antara respons tubuh dan regenerasi sel.

Merinding umumnya terjadi dalam kondisi kedinginan, rasa takut, atau setelah mendengarkan cerita seram. Namun, apa sebenarnya yang memicu merinding? Mari kita temukan jawabannya.

Menurut Health Essentials Cleveland Clinic, terdapat beberapa penyebab munculnya tubuh merinding, antara lain:

  1. Ketakutan atau Syok: Ford menjelaskan bahwa syok dapat menjadi pemicu tubuh merinding, sebagai respons fisik dalam situasi berbahaya.
  2. Dingin: Merinding berfungsi sebagai mantel pemanas alami. Rambut yang berdiri membantu menjaga kehangatan tubuh, dan penelitian baru menunjukkan bahwa merinding dapat memicu pertumbuhan rambut lebih cepat dalam kondisi dingin yang berlanjut.
  3. Emosi: Emosi kuat seperti kebahagiaan, kesedihan, atau ketakutan dapat memicu respons tubuh yang disebut pilomotor.
  4. Mengigil: Respons fisik seperti menggigil dalam kondisi suhu tubuh yang turun secara drastis juga dapat memicu merinding.

Demikianlah, merinding bukan hanya fenomena misterius, tetapi juga memiliki dasar ilmiah yang terkait erat dengan respons tubuh dan keseimbangan fisiologis.