in

Nasi Panas Vs Nasi Dingin, Mana yang Lebih Sehat?

Ilustrasi. Foto: Freepik

Nasi merupakan makanan pokok yang tak tergantikan bagi masyarakat Indonesia. Bahkan kebanyakan orang merasa belum benar-benar kenyang tanpa menyantap nasi. Namun, menyertakan antara nasi panas dan nasi dingin seringkali muncul sehingga menimbulkan pertanyaan seputar manfaat kesehatan keduanya.

Kandungan nasi panas

Menurut laporan dari Medical News Today, sekitar 80 persen berat nasi berasal dari karbohidrat. Nasi juga mengandung zat pati, terutama amilosa dan amilopektin. Saat nasi panas dikonsumsi, pati dalam nasi akan terurai menjadi glukosa di perut. Glukosa tersebut kemudian diserap ke dalam aliran darah, menyediakan energi harian dengan cepat.

Kandungan nasi dingin

Nasi dingin tetap memiliki nutrisi dasar yang sama dengan nasi panas. Bedanya, nasi dingin mengandung pati resisten setelah mengalami retrogradasi. Menurut Healthline, makan nasi dingin yang disimpan sebelumnya dapat membantu menurunkan kadar gula darah, meningkatkan kesehatan usus, dan memperbaiki kadar kolesterol. Proses mendinginkan nasi juga dapat mengikat molekul gula.

Mana yang lebih sehat?

Meskipun nasi dingin memiliki indeks glikemik lebih rendah dan aman bagi penderita diabetes, Healthline memperingatkan bahwa mengonsumsi nasi dingin atau nasi yang dipanaskan kembali dapat meningkatkan risiko keracunan makanan akibat bakteri Bacillus cereus. Meskipun biasanya ringan, infeksi bakteri ini dapat menjadi berbahaya bagi individu dengan sistem kekebalan yang lemah.

Bagi penderita diabetes, nasi dingin sepertinya menjadi pilihan yang lebih bijak karena indeks glikemiknya yang lebih rendah. Namun, bagi yang tidak memiliki masalah gula darah, konsumsi nasi panas tetap diperbolehkan. Tetaplah membatasi konsumsi nasi panas dan bisa diselingi dengan karbohidrat kompleks lainnya untuk menjaga kesehatan tubuh.

Mengonsumsi nasi panas atau dingin memiliki pro dan kontra masing-masing. Pilihan terbaik tergantung pada kondisi kesehatan individu. Jika masih ragu, konsultasikan dengan ahli medis atau ahli gizi untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Selain itu, selalu sesuaikan konsumsi nasi dengan kebutuhan kesehatan dan gaya hidup Anda.