Bunga asoka memiliki bunga yang tumbuh dengan bermacam warna, seperti merah muda, merah terang, kuning, hingga oranye. Bunga berukuran kecil-kecil dan tersusun bergerombol.
Daun asoka berbentuk lonjong dengan pangkal yang meruncing. Tulang daunnya menyirip dengan tidak terlalu besar atau panjang. Ciri tersebut membuatnya menarik dijadikan tanaman hias di pekarangan rumah.
Di negara lain bunga ini mendapatkan perlakuan yang begitu special. Di India misalnya, bunga asoka dijadikan sebagai bunga nasional.
Selain itu, tanaman asoka memiliki sejarah mitologis yang dalam dalam berbagai kepercayaan dan mitos kuno di India. Salah satu kisah yang paling populer yaitu terkait Ratu Maya, ibu Siddhartha Gautama yang kemudian dikenal sebagai Buddha.
Legenda mengisahkan bahwa saat Ratu Maya sedang hamil, dia pergi ke Taman Lumbini dan meraih ranting pohon asoka untuk beristirahat. Saat itulah, Siddhartha Gautama lahir dan bunga asoka mekar dengan indah untuk merayakan kelahirannya.
Kisah itulah yang membuat bunga ini sering dianggap sebagai simbol kelahiran dan kehidupan baru dalam budaya India. Motologi itu masih berkembang hingga saat ini sebagaimana dikutip dari Institute of Applied Food Allergy.
Selain itu, dalam mitologi Hindu, tanaman asoka juga sering dikaitkan dengan dewa-dewi seperti Dewi Sinta, dalam hal ini istri Rama. Dalam epik Ramayana disebutan bahwa telah ditemukan di bawah pohon asoka setelah diculik oleh Ravana.
Sementara dalam berbagai legenda dan mitos India lainnya, asoka juga dihubungkan dengan kehidupan istana dan drama cinta. Kehadiran asoka dihubungkan dalam pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.