Menaklukkan Gunung Everest merupakan mimpi bagi sebagian orang, khususnya mereka yang gemar mendaki gunung. Namun, untuk bisa menapakkan kaki di ‘atap dunia’ ini butuh banyak usaha, mengingat medan ekstrem dan biaya yang besarannya tak main-main. Bukan hanya tiket pesawat dan biaya makan yang perlu disiapkan, ada pula biaya menyewa Sherpa, hingga izin mendaki yang harus dibeli.
Saat ini kisaran harga izin pendakian Everest ada di harga US$11.000 atau sekitar Rp172 juta. Namun, biaya ini dilaporkan akan naik sebesar US$4.000 menjadi US$15.000 mulai tahun 2025 mendatang, menurut laporan The Kathmandu Post.
Artinya, harga bayar izinnya saja mencapai sekitar Rp234 juta. Kenaikan harga ini diputuskan oleh Departemen Pariwisata Nepal demi meningkatkan keamanan dan membatasi jumlah orang yang mendaki Everest.
Tak berhenti di situ, ada biaya-biaya lain seperti menyewa Sherpa, juru masak dan perlengkapan pribadi. Sebagai informasi, Sherpa merupakan suku bangsa di Nepal dan Tibet yang tinggal di lereng pegunungan Himalaya. Mereka seringkali bekerja sebagai pemandu lokal serta kuli angkut pendakian Gunung Everest.
Menurut informasi, gaji Sherpa per pendakian sekitar US$5.000 atau sekitar Rp78 juta. Sedangkan Sherpa yang bersertifikat biasanya digaji senilai US$10.000 per pendakian atau sekitar Rp156 juta. Lebih lanjut, dibutuhkan juga juru masak dengan biaya sekitar US$5.000. Sedangkan anggaran pribadi untuk perlengkapan persediaan pangan dan bahan bakar diperkirakan sekitar US$7.000 hingga US$10.000 per orang untuk ekspedisi 6 minggu.