Generasi Z sering kali diberi label sebagai pekerja yang malas dan komunikator yang kasar. Namun, laporan survei terbaru Indonesia Gen Z Report 2024 oleh IDN Media mengungkap fakta mengejutkan seputar preferensi dan prioritas Gen Z di tempat kerja.
Menurut survei tersebut, Gen Z ternyata sangat memprioritaskan lingkungan kerja yang mendukung. Kesehatan mental dan dukungan terhadap pertumbuhan profesional mereka menjadi hal yang sangat penting, sebaliknya dengan stereotip yang sering melekat pada generasi ini.
Gen Z menetapkan delapan kriteria penting dalam pemilihan tempat kerja
Menariknya, ada delapan kriteria penting yang menjadi fokus perhatian Gen Z dalam memilih tempat kerja. Dalam survei dengan total populasi 602 Gen Z, 78 persen dari mereka menekankan pentingnya gaji dan tunjangan. Namun, hal ini hanya sebagian kecil dari preferensi mereka.
Lebih dari separuh responden, atau sebanyak 60 persen, menganggap kesempatan untuk meningkatkan jenjang karier sebagai faktor utama. Sementara itu, 53 persen mempertimbangkan lingkungan dan budaya perusahaan sebagai aspek penting untuk kepuasan dan pertumbuhan profesional.
Tidak hanya itu, 47 persen dari Gen Z memilih tempat kerja berdasarkan keterampilan dan minat pribadi. Meskipun demikian, ada juga yang tetap memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti lokasi kantor (40 persen), fleksibilitas waktu kerja (32 persen), dan kestabilan pekerjaan (29 persen).
Pentingnya kredibilitas dan citra merek tempat kerja juga tidak boleh diabaikan, dengan 18 persen responden yang menganggap hal ini sebagai faktor kunci dalam pemilihan tempat kerja.
Pekerjaan sampingan
Selain membahas prioritas mereka di tempat kerja, survei juga mengungkap fenomena pekerjaan sampingan yang umum di kalangan Gen Z, terutama yang lebih tua. Pekerjaan sampingan dianggap sebagai cara untuk meningkatkan stabilitas keuangan, mengejar minat pribadi, atau memperoleh keterampilan baru.
Seberapa signifikan pekerjaan sampingan bagi Gen Z?
Seiring meningkatnya tekanan keuangan, 14 persen dari responden mengakui bahwa pekerjaan sampingan mereka memberikan kontribusi tambahan sebesar 25-50 persen untuk pendapatan utama mereka. Sementara itu, 26 persen menyatakan bahwa penghasilan tambahan mereka berada di bawah 25 persen dari gaji utama.
Namun, hanya 7 persen yang melaporkan bahwa pekerjaan sampingan mereka melampaui 50 persen dari pendapatan utama, dan bahkan lebih sedikit, hanya 1 persen, yang mengungkapkan bahwa pekerjaan sampingan mereka menghasilkan lebih banyak pendapatan daripada pekerjaan utama.
Melalui survei ini, terungkap bahwa Gen Z bukan hanya memiliki preferensi unik di tempat kerja, tetapi juga mengadopsi strategi keuangan yang cerdas untuk mengatasi tekanan ekonomi.