Hewan-hewan di alam memiliki kemampuan regenerasi yang menakjubkan, di mana mereka mampu meregenerasi bagian tubuh yang hilang. Beberapa dari mereka dijuluki sebagai ahli regenerasi, sebuah kemampuan yang membuat manusia takjub. Berikut adalah lima hewan dengan kemampuan regenerasi yang menakjubkan:
Axolotl (Salamander Meksiko)
Axolotl, atau salamander Meksiko, adalah contoh pekerja keras yang mampu meregenerasi berbagai bagian tubuh, termasuk ekor, otak, jantung, dan rahang bawah. Ilmuwan seperti James Monaghan dari Boston Northeastern University menemukan bahwa axolotl dapat mengembalikan fungsi kaki mereka bahkan setelah mengalami kelumpuhan. Kemampuan regenerasi ini menjadikan axolotl menjadi subjek penelitian yang populer di kalangan ilmuwan.
Rusa
Rusa memiliki kemampuan unik untuk membuang dan menumbuhkan kembali tanduknya dengan cepat dan teratur. Kemampuan regenerasi tanduk ini dianggap sebagai salah satu yang paling ekstrem di antara hewan-hewan lainnya. Seekor rusa dapat menusuk tanduk seberat 27 kilogram dalam waktu tiga bulan saja. Penelitian juga menunjukkan bahwa mamalia lain, seperti kelinci dan kelelawar, juga memiliki kemampuan regenerasi yang mengejutkan.
Muncrat laut (Tunicate)
Sea squirt atau tunicate memiliki cara reproduksi yang unik, di mana jenis soliter bere secara produksi seksual, sementara jenis kolonial bereproduksi aseksual dengan membangun tunas satu sama lain. Anggota dari jenis koloni ini dapat meregenerasi seluruh tubuh mereka dan berbagi sistem peredaran darah. Penelitian terbaru genom menunjukkan bahwa 77 persen gen manusia hadir di tunicate, memberikan harapan untuk pengembangan obat-obatan regeneratif.
Bintang laut
Bintang laut, makhluk berkaki lima, memiliki kemampuan untuk meregenerasi lengan mereka dan bahkan terkadang seluruh tubuh mereka. Menakjubkannya, jika bintang laut hanya memiliki satu lengan dan masih memiliki cincin saraf pusat yang utuh, mereka dapat tumbuh kembali menjadi bintang laut yang baru.
Cacing pipih
Cacing pipih memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa. Jika dipotong menjadi dua bagian, bukan kematian yang menghadang, melainkan perkembangan menjadi dua ekor cacing. Penelitian terbaru dari Max Planck Institute of Molecular Cell Biology and Genetics di Jerman menemukan molekul pada cacing pipih yang memungkinkannya mengembangkan kepala baru.
Keberagaman kemampuan regenerasi ini memberikan wawasan baru dan potensi pengembangan di bidang kedokteran regeneratif.