Badan antariksa global saat ini tengah berlomba-lomba mengeksplorasi Bulan, membuka jalan bagi manusia untuk mengunjungi dan bahkan menetap di sana. Sebuah penelitian baru-baru ini dari seorang ahli di Money, perusahaan broker untuk produk kredit konsumen, memperkirakan bahwa biaya hidup di Bulan mencapai angka yang mencengangkan.
Menurut perhitungan Money, bermukim di Bulan setidaknya akan menelan biaya sekitar USD325.067 atau sekitar Rp5 miliar sebulan. Biaya ini mencakup segala hal mulai dari pemeliharaan perintilan pengamanan rumah, seperti segel udara, pendingin udara, dan pemanas berskala industri, hingga jendela tahan meteor, ruangan isolasi, dan sumber energi organik.
Penelitian ini juga menyorot lokasi yang paling diinginkan sebagai tempat tinggal di Bulan, dengan “Sea of Rains” diidentifikasi sebagai lokasi ideal. Wilayah utara ini, salah satu kawah tubrukan terbesar di Tata Surya, dianggap sebagai tempat yang sempurna untuk pemukiman manusia.
Misi Artemis NASA, yang dijadwalkan untuk meluncur pada tahun 2024, bertujuan untuk menjelajahi permukaan Bulan, membawa harapan membangun pemukiman manusia yang stabil di sana. Meskipun NASA hanya fokus pada pengiriman astronot, perusahaan teknologi luar angkasa melihat ke masa depan di mana manusia pindah dari Bumi ke Bulan.
Studi Money mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk biaya bangunan, harga markup untuk penjualan rumah, bahan mentah untuk membangun rumah, atmosfer Bulan, astronaut yang diperlukan, dan biaya transportasi. Menurut panduan hipotek Bulan, rumah pertama di Bulan yang sepenuhnya berfungsi memerlukan biaya sekitar USD48.454.063 atau sekitar Rp758 miliar. Harga rumah-rumah berikutnya lebih terjangkau, sekitar USD40.662.642 atau sekitar Rp636 miliar, karena bahan bangunan dan pekerja sudah ada di Bulan.
Panduan ini juga mencatat bahwa calon penghuni perlu memperkirakan markup properti sekitar 27,61% setelah manusia lain mulai pindah dari Bumi.
Gaya hidup di Bulan: Tantangan dan alternatif
Meskipun ide hidup di Bulan terdengar menarik, keputusan untuk pindah ke sana memerlukan pertimbangan matang. Salah satu tantangan utama adalah menghasilkan energi di kondisi cuaca dan suhu yang ekstrem. Money menyarankan cara paling efisien adalah dengan membeli reaktor nuklir kecil seharga USD1,3 miliar, sementara alternatifnya adalah berinvestasi dalam 34 panel surya dengan biaya USD23.616.
Selain itu, warga Bulan harus belajar bertahan hidup di sana, termasuk menanam makanan mereka sendiri. Diperlukan tujuh rumah untuk menghasilkan 1,1 ton makanan di Bulan, dengan penggunaan air yang signifikan. Meski ada sumber air di permukaan Bulan, jumlahnya tidak mencukupi untuk mengairi tanaman secara berlebihan.
Panduan juga mencatat bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan air dalam jumlah besar adalah dengan memurnikan dan menggunakan kembali limbah air. Kotoran Bulan yang dibawa kembali ke Bumi dari misi sebelumnya mengandung Helium-3, yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk rumah-rumah di Bulan.