Sebagai Ibu Kota negara, Jakarta dikenal dengan biaya hidup yang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Tingginya Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta, yang merupakan yang tertinggi di antara provinsi lain, menjadi sorotan. Bagaimana cara mengelola gaji sebesar UMP agar bisa hidup hemat di tengah tantangan biaya hidup yang tinggi?
Pada tahun 2023, UMP DKI Jakarta mengalami kenaikan sebesar 5,6%, mencapai Rp 4.900.798 dari Rp 4.573.845 pada tahun sebelumnya. Angka tersebut memunculkan pertanyaan, apakah gaji sebesar itu sudah cukup untuk hidup layak di Ibu Kota?
Dikutip melalui Detik.com, menurut pakar perencana keuangan, Eko Endarto, langkah pertama untuk hidup hemat di Jakarta adalah dengan membuat skala prioritas pengeluaran. Skala prioritas ini mencakup empat jenis pengeluaran, yaitu cicilan hutang, investasi, proteksi, dan konsumsi.
Eko menyarankan agar cicilan hutang tidak melebihi 30% dari penghasilan, sedangkan pengeluaran untuk investasi sebaiknya sekitar 10%.
“Pengeluaran untuk investasi bisa digunakan untuk menabung emas, reksadana, atau saham. Sekarang ini tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk itu,” ujar Eko.
Untuk pengeluaran proteksi, Eko menyarankan agar tidak lebih dari 10% dari total penghasilan. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa biaya proteksi ini mungkin bisa lebih terjangkau karena seringkali sudah ditanggung oleh kantor atau perusahaan.
Dengan memprioritaskan dan mengelola keuangan sesuai skala prioritas, sisa penghasilan dapat dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari.
“Setelah utang lunas dan ditabung, sisanya bisa dibelanjakan,” tambah Eko.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan seseorang dapat mengelola keuangannya dengan lebih baik dan hidup hemat di Jakarta yang terkenal dengan tingginya biaya hidupnya. Prioritaskan pembayaran hutang, alokasikan untuk investasi dan proteksi, dan sisanya dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.