Sebuah misteri yang terus menggelitik rasa ingin tahu manusia adalah mengapa kita tidak bisa meminum air laut, meskipun laut dan samudra menyumbang lebih dari 70 persen permukaan Bumi. Penjelasannya ternyata sederhana, namun sangat ilmiah.
Lebih dari 96 persen air di Bumi berasal dari laut, dengan komposisi 96,5 persen air dan 2,5 persen garam, bersama dengan zat-zat organik dan anorganik lainnya. Meskipun mayoritasnya adalah air, mengapa air laut tidak dapat dikonsumsi oleh manusia?
Kandungan asin yang tidak dapat dikelola oleh tubuh manusia
Menurut Rob DeSalle, seorang kurator di Sackler Institute for Comparative Genomics di American Museum of Natural History, alasannya adalah kadar garam atau keasinan air laut terlalu tinggi untuk diproses dengan aman oleh ginjal manusia.
Air laut mengandung lebih dari tiga kali lipat jumlah garam yang ada dalam darah manusia. Ketika manusia meminum air laut, tubuh menyerap banyak garam yang kemudian harus dikeluarkan melalui urine. Namun, ginjal manusia hanya dapat menghasilkan urine dengan kadar garam lebih rendah daripada yang terkandung dalam air laut.
Sebagai ilustrasi, setiap cangkir air laut yang diminum manusia memerlukan konsumsi air murni yang setara agar ginjal dapat memproses dan mengeluarkan garam yang terkandung di dalamnya. Ini menjelaskan mengapa air laut tidak dapat dijadikan sumber air minum yang layak bagi manusia.
Adaptasi hewan laut terhadap air asin
Beberapa hewan laut memiliki adaptasi khusus yang memungkinkan mereka minum air asin dengan aman. Burung laut seperti elang laut, burung camar, dan penguin memiliki kelenjar garam khusus dan alur di paruh mereka untuk menyaring dan membersihkan kelebihan garam sebelum masuk ke perut. Mamalia laut, seperti paus, lumba-lumba, dan anjing laut, telah berevolusi dengan enzim khusus dan struktur seluler yang memungkinkan mereka mengeluarkan kelebihan garam dari tubuh.
Dengan pemahaman ini, misteri mengapa manusia tidak dapat meminum air laut terjawab secara ilmiah. Meskipun lautan menyimpan keajaiban alam yang luar biasa, keasinan air laut tetap menjadi batasan yang menantang bagi manusia untuk mengeksploitasi sumber daya airnya.