in

Rahasia di Balik Gigitan Kucing, Apakah Benar-benar Berbahaya?

Ilustrasi. Foto: Freepik

Kucing, meskipun terlihat menggemaskan, ternyata bisa menjadi sumber bahaya melalui gigitannya. Meski gigitannya seringkali terasa kecil, risiko yang terkandung di dalamnya sebenarnya cukup serius. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang mengapa gigitan kucing dapat berbahaya, memberikan tips aman, pertolongan pertama, dan kapan sebaiknya mencari bantuan medis.

Apa yang membuat gigitan kucing berbahaya?

Menggigit adalah refleks kucing saat merasa terancam atau takut. Bahkan saat bermain, kucing dapat menyerang dengan menggigit. Risiko infeksi meningkat jika yang menggigit adalah kucing liar yang mungkin belum divaksinasi, terutama melawan penyakit serius seperti rabies.

Menurut ePlasty, gigitan kucing menyumbang 3-15 persen dari pasien yang berkonsultasi ke IGD, dan perkiraan infeksi berkisar antara 20-80 persen. Anak-anak yang digigit kucing bahkan memiliki risiko infeksi sebesar 50 persen.

Potensi bahaya gigitan kucing

Gigitan kucing dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, termasuk kerusakan saraf, tendon, pecahan gigi kucing yang tersangkut, dan bekas luka di titik gigitan. Infeksi dari gigitan ini dapat muncul dalam beberapa jam atau bahkan berbulan-bulan kemudian, terutama dalam kasus rabies.

Bakteri dalam gigitan kucing

Gigi kucing yang tajam dan menyerupai jarum suntik dapat dengan mudah menembus kulit dan membawa bakteri ke dalam jaringan bawah kulit. Infeksi kulit seperti cellulitis dapat terjadi dengan cepat, dan bakteri dapat tetap terjebak di bawah jaringan kulit, meningkatkan risiko infeksi.

Penyakit yang dapat ditularkan

Mulut kucing mengandung banyak bakteri, dan beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan kucing termasuk Pasteurella multocida, Cat Scratch Disease (CSD), rabies, dan tetanus. Risiko infeksi parah meningkat pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Tindakan pengobatan dan pencegahan

Tindakan pertolongan pertama untuk gigitan kucing tergantung pada tingkat keparahan luka. Membersihkan luka dengan air dan sabun perlu dilakukan, dan luka tusuk harus dicuci secara menyeluruh dan ditutup dengan perban steril.

Jika kucing belum divaksinasi rabies, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk menentukan apakah perlu mendapatkan vaksin pencegahan pasca paparan (PEP). Segera kunjungi dokter jika muncul gejala infeksi serius.

Meskipun gigitan kucing terkadang dianggap sepele, risikonya sebenarnya cukup serius. Pemahaman tentang potensi bahayanya, tindakan pertolongan pertama, dan kapan mencari bantuan medis sangat penting untuk menjaga kesehatan Anda setelah mendapat gigitan kucing.