Pembelian rumah dengan menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) seringkali memerlukan pembayaran uang muka atau DP. Meskipun merupakan langkah wajar dalam proses pembelian, ada tiga cara pembayaran DP rumah yang sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan masalah keuangan di masa depan.
1. DP Rumah 0%
Promosi “DP 0%” mungkin terdengar menggiurkan, namun di baliknya tersimpan risiko besar. KPR umumnya menetapkan suku bunga tetap di tahun pertama, dan setelah itu, bunga dapat berubah. Tanpa membayar DP, pokok utang KPR Anda akan melonjak, meningkatkan beban finansial. Potensi utang melebihi batas wajar atau 50% dari total aset bisa menjadi masalah serius, terutama jika Anda memiliki utang lain yang belum lunas.
2. DP Sekecil-kecilnya
Memilih metode uang muka sekecil-kecilnya bukanlah solusi bijak. Meskipun terlihat menguntungkan, membayar DP dalam jumlah minimal dapat membuat pokok utang bulanan membengkak di luar batas wajar. Ini dapat mengakibatkan besaran utang yang sulit diatasi dan melebihi batas wajar total utang Anda.
3. Ngutang untuk DP Rumah
Menggunakan dana segar dari Kredit Tanpa Agunan (KTA), tarik tunai kartu kredit, atau pinjaman untuk membayar DP rumah bisa menjadi langkah berisiko. Meskipun bank mungkin menyetujui permohonan kredit, ini akan menambah jumlah utang Anda secara keseluruhan. Mengajukan pembiayaan untuk DP rumah tidak hanya meningkatkan total utang di atas batas wajar, tetapi juga memberatkan pengeluaran Anda ke depan.
Penting untuk diingat bahwa pembelian rumah harus direncanakan dengan baik. Meskipun KPR adalah solusi untuk membeli rumah dengan uang terbatas, komitmen jangka panjang diperlukan. Sebelum mengajukan KPR, pertimbangkan dengan cermat kemampuan Anda untuk melunasi utang tersebut.
Hindari menghabiskan semua tabungan, termasuk dana darurat, hanya untuk membayar DP dan pembayaran pertama. Lakukan perencanaan sejak dini untuk membeli rumah, tetapkan kapan, berapa harganya dengan mempertimbangkan inflasi tahunan, dan rencanakan cara mengumpulkan uang untuk DP rumah.