Ketika kadar gula darah meningkat, tubuh mengalami serangkaian perubahan kompleks yang melibatkan sistem hormonal, organ-organ vital, dan proses metabolisme.
Kadar gula darah normal dapat bervariasi bergantung pada waktu pengukuran dan apakah seseorang dalam keadaan puasa atau tidak. Berikut adalah pedoman umum untuk kadar gula darah normal:
Kadar gula darah puasa
- Normal: Kurang dari 100 mg/dL (miligram per desiliter)
- Prediabetes (gula darah puasa terganggu): 100-125 mg/dL
- Diabetes: 126 mg/dL atau lebih
Kadar gula darah setelah makan (1-2 Jam setelah makan)
- Normal: Kurang dari 140 mg/dL
- Prediabetes: 140-199 mg/dL
- Diabetes: 200 mg/dL atau lebih
Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah. Setelah makan, pankreas melepaskan insulin ke dalam darah untuk membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dan menggunakan sebagai sumber energi.
Mengutip Healthline, tubuh kita akan mengalami beberapa kondisi saat kadar gula darah tinggi, yaitu:
Kelelahan
Ketika kadar gula darah tinggi, sel-sel tubuh mungkin mengalami kesulitan dalam mengambil glukosa sebagai sumber energi. Akibatnya, meskipun glukosa berlimpah dalam darah, sel-sel menjadi kekurangan energi, menyebabkan kelelahan dan kelesuan.
Sering buang air kecil
Ketika kadar gula darah tinggi, ginjal akan bekerja lebih keras untuk mengeluarkan kelebihan gula dari darah melalui urine. Hal ini dapat menyebabkan frekuensi buang air kecil yang lebih tinggi dari biasanya.
Merasa haus atau kelaparan
Ketika sel-sel tidak dapat menggunakan glukosa dengan efisien, otak mungkin mendeteksi kekurangan energi. Ini dapat memicu rasa haus dan kelaparan, karena tubuh berusaha mendapatkan lebih banyak sumber energi.
Pandangan kabur
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan pembengkakan lensa mata, yang pada gilirannya mempengaruhi fokus penglihatan. Pandangan kabur bisa menjadi gejala yang umum pada kondisi-kondisi di mana kadar gula darah terkontrol.
Perubahan suasana hati
Ketidakseimbangan gula darah dapat memengaruhi produksi hormon, termasuk insulin. Ini dapat memicu perubahan suasana hati, membuat seseorang merasa lekas marah atau cemas. Faktor psikologis juga dapat terlibat, karena pengelolaan kondisi kesehatan yang kronis dapat memberikan tekanan tambahan.
Untuk mengatasi kadar gula darah yang tinggi, pilihlah makanan yang rendah indeks glikemik dan tinggi serat untuk mengontrol penyerapan glukosa. Mengelola berat badan, tidur yang cukup, dan mengurangi stres juga dapat mendukung pengelolaan kadar gula darah.