Merkurius, si planet terkecil di tata surya, terletak paling dekat dengan Matahari, menciptakan kondisi atmosfer yang unik dan suhu ekstrem di permukaannya. Dengan diameter hanya sekitar 4.880 kilometer, Merkurius memimpin sebagai planet terkecil, jauh lebih kecil dari Bumi yang memiliki diameter sekitar 12.756 km.
Sejarah Merkurius
Merkurius telah menjadi objek pengamatan manusia selama ribuan tahun. Bangsa Sumeria, misalnya, mencatat planet ini sekitar 3.000 SM, menyisakan salah satu catatan paling awal tentang eksistensinya.
Meskipun ukurannya yang kecil, Merkurius dapat terlihat di langit malam tanpa bantuan teleskop, memberikan pesona tersendiri bagi para pengamat bintang.
Kejutan suhu di permukaan Merkurius
Meskipun mungkin dianggap sebagai planet terpanas karena kedekatannya dengan Matahari, Merkurius memiliki kejutan suhu yang menarik. Tanpa atmosfer yang dapat menahan panas seperti Bumi, sisi yang menghadap ke Matahari selalu panas, mencapai suhu hingga 427 derajat Celcius pada siang hari.
Namun, di sisi berlawanan, yang selalu menghadap ke ruang angkasa, suhu merosot drastis menjadi minus 179 derajat celcius pada malam hari karena ketiadaan perlindungan dari sinar matahari. Rotasi lambat Merkurius, yang memerlukan sekitar 59 hari Bumi untuk satu putaran, menjadi penyebab variasi suhu yang ekstrem ini.
Venus planet terpanas di tata surya
Venus, planet kedua dari Matahari, meraih gelar planet terpanas di tata surya. Berbeda dengan Merkurius, Venus memiliki atmosfer padat yang menciptakan efek rumah kaca, menjebak panas matahari dan menyebabkan suhu yang mencapai 471 derajat celcius. Atmosfer yang terdiri dari karbon dioksida, awan asam sulfat, dan sedikit air menjadikan Venus sebagai salah satu planet yang paling keras dan tekanan permukaannya 90 kali lebih besar daripada di Bumi.
Dengan keunikan atmosfer dan variasi suhu yang mencolok, Merkurius dan Venus membuktikan bahwa planet terdekat dari Matahari mampu menawarkan keajaiban astronomi yang menarik untuk dijelajahi.