in

Kontroversi Keputusan Luca Marini Tinggalkan Mooney VR46 untuk Bergabung di Repsol Honda

Luca Marini

Keputusan Luca Marini hengkang dari tim Mooney VR46 Ducati dan bergabung dengan Repsol Honda di MotoGP 2024 menuai banyak perbincangan.

Ia memilih hengkang dari Desmosedici yang saat ini menjadi motor terkuat di MotoGP untuk bergabung dengan Honda yang tengah berjuang meraih podium.

Meski begitu, Marini menilai bergabung dengan tim pabrikan Honda adalah mimpi yang menjadi kenyataan karena ia menilai Honda adalah tim terbaik dalam sejarah MotoGP.

Ia yakin mereka akan segera bisa bangkit dari kesulitan yang mereka alami saat ini. Honda punya rekor impresif di MotoGP, dengan 25 gelar konstruktor dan 21 gelar pebalap, terbanyak dibandingkan tim mana pun.

Marini bertekad membantu tim sukses dan mengembalikan masa kejayaan Honda di MotoGP. Kepindahan Marini ke Repsol Honda dinilai sebagai sebuah langkah berani dan ia bangga bisa bergabung dengan tim paling bergengsi di MotoGP tersebut meski saat ini sedang kesulitan.

Ia yakin dapat membantu HRC bangkit dari tantangan mereka saat ini. Marini telah menandatangani kontrak dua tahun dengan HRC, mencakup tahun 2024 dan 2025 dan dia bertekad untuk kembali dengan kuat.

Meskipun beberapa orang mengkritik Marini karena meninggalkan tim keluarganya, dia bertekad untuk membuktikan bahwa kritik tersebut salah dan menunjukkan bahwa dia membuat keputusan yang tepat dengan bergabung dengan Repsol Honda.

Tujuannya adalah meraih kesuksesan bersama tim barunya dan mengukuhkan dirinya sebagai pebalap papan atas di MotoGP.

Keputusan untuk meninggalkan motor terkuat di MotoGP itu ke Honda, yang saat ini sedang menghadapi tantangan, dipandang sebagai sebuah kesalahan oleh sebagian pihak, yang menilai Marini hanya mengejar gaji yang tinggi.

Kesimpulannya, keputusan Luca Marini bergabung dengan Repsol Honda di MotoGP 2024 menuai reaksi beragam, namun ia yakin dengan pilihannya dan bertekad membantu tim sukses.