in

3 Tips Mengelola Gaji Kecil dengan Bijak

Ilustrasi. Foto: Freepik

Derasnya arus informasi di media sosial kerap membuat masyarakat hidup lebih konsumtif, terutama generasi Z yang dianggap lebih cenderung untuk membeli barang secara impulsif dan berlebihan.

Di tengah meroketnya inflasi dan biaya hidup yang semakin mahal, perencana keuangan, Safir Senduk, membeberkan kesalahan-kesalahan yang harus dihindari oleh mereka yang memiliki gaji kecil agar tetap bisa bersenang-senang dan menjalani hidup dengan lebih baik.

1. Membeli barang secara impulsif dan berlebihan

Kesalahan terbesar yang sering dilakukan oleh masyarakat bergaji kecil adalah kebiasaan membeli barang secara impulsif. Safir menekankan agar fokus beralih dari barang-barang nirlaba yang nilainya cenderung menyusut, dan lebih memilih untuk mengeluarkan uang untuk pengalaman.

“Experience bisa dikenang lebih lama dibandingkan dengan barang. Pengalaman baru, meskipun tanpa barang fisik, memberikan kenangan yang berharga,” ujarnya dalam podcast Tolak Miskin By detikcom.

2. Gaya hidup yang berlebihan

Gaya hidup berlebihan, khususnya dalam hal memilih tempat makan, juga menjadi salah satu kesalahan yang perlu dihindari. Safir menyarankan agar anak muda, terutama yang berpendapatan rendah, mencicipi tempat makan otentik dengan harga terjangkau daripada terlena oleh gengsi tempat yang mahal namun menyajikan makanan biasa.

“Waktunya bagi Gen Z untuk mencari restoran yang lebih autentik. Tempat yang sederhana namun menawarkan pengalaman kuliner yang sejati,” tambahnya.

3. Pertimbangkan lokasi kerja

Safir juga menyoroti pentingnya mempertimbangkan lokasi tempat kerja sebagai faktor pengaruh dalam pengeluaran harian. Lokasi kerja yang strategis dapat membantu mengontrol pengeluaran, terutama pada makanan dan hiburan.

“Pertimbangkan lokasi perusahaan sesuai dengan tingkat gaji. Lokasi kerja di daerah dengan harga hidup tinggi bisa membuat pengeluaran harian lebih besar,” jelasnya.

Penting bagi mereka dengan pendapatan rendah untuk lebih mengutamakan pengalaman daripada kepemilikan barang, menahan diri dari gaya hidup berlebihan, dan mempertimbangkan lokasi kerja sebagai bagian dari manajemen keuangan yang bijak. Dengan cara ini, hidup berkualitas tetap dapat dinikmati tanpa harus mengorbankan stabilitas finansial.