Saat kita melakukan aktivitas sehari-hari seperti buang air kecil, seringkali kita merasakan sensasi aneh berupa gemetar. Fenomena ini mungkin lebih sering dialami oleh laki-laki daripada perempuan. Meskipun belum ada penelitian yang secara tegas menjelaskan dasar biologis dari gemetar saat buang air kecil, para ilmuwan telah mencoba mengemukakan beberapa kemungkinan penjelasan.
Menurut Live Science, ada satu teori menunjukkan bahwa gemetar bisa terjadi akibat sensasi penurunan suhu tubuh. Ini dapat disebabkan oleh udara dingin yang terpapar saat air kencing hangat keluar dari tubuh, menciptakan ketidakseimbangan suhu internal yang memicu reaksi gemetar yang tidak terkendali.
Teori lain mengaitkan gemetar saat buang air kecil dengan sistem saraf otonom (ANS). Dr. Simon Fulford, seorang konsultan urologi di Rumah Sakit Universitas James Cook di Inggris, mempertimbangkan bahwa proses buang air kecil diawasi oleh ANS, yang mengatur berbagai fungsi otomatis tubuh.
Peristiwa ini terjadi saat kandung kemih penuh, reseptor regangan di dinding ototnya mengaktifkan serangkaian saraf yang memicu kontraksi otot dan mempersiapkannya untuk mengeluarkan urin. Namun, ketika urin keluar, tekanan darah turun tiba-tiba, memicu reaksi dari sistem saraf simpatis (SNS) yang dapat menyebabkan gemetar tanpa sadar.
Meskipun belum ada penelitian substansial yang mendukung penjelasan ini, para ahli, termasuk Dr. Grant Stewart, ahli bedah urologi akademis di Universitas Cambridge di Inggris, mengklaim bahwa gemetar saat buang air kecil adalah fungsi tubuh yang normal dan tidak berbahaya. Meski demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya fenomena ini.