Anggrek merupakan tanaman tropis yang banyak digandrungi pecinta tanaman. Ada begitu banyak jenis tanaman anggrek dengan berbagai bentuk dan warna.
Salah satu jenis anggrek yang memiliki penampilan yang sangat menarik adalah anggrek bulan. anggrek ini merupakan spesies Phalaenopsis amabilis yang hidup di tempat yang minim cahaya.
Seperti jenis tanaman anggrek pada umumnya, anggrek bulan tumbuh menjuntai. Anggrek ini bersifat epifit atau hidup menumpang di pohon dan batang kayu.
Daun anggrek bulan berjumlah kurang dari lima helai, warna daunnya hijau, tebal dan berdaging. Bentuk daunnya lonjong dengan panjang 20-30 cm.
Bunga anggrek bulan memiliki ciri khas menyerupai kupu-kupu, bunganya akan mekar serempak begitu indah. Tak hanya itu, bunga ini juga berbau harum.
Untuk kelopak anggrek bulan, warnanya putih dan di bagian tengahnya terdapat semacam mahkota berwarna kuning sehingga menyerupai bulan. Hanya saja, kini banyak kelopak anggrek bulan yang tidak lagi berwarna putih.
Keindahan yang melekat pada anggrek jenis ini membuatnya disebut juga puspa pesona atau salah satu bunga nasional Indonesia.
Ya, ada tiga jenis bunga di Indonesia yang ditetapkan sebagai bunga nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 4 Tahun 2003 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Salah satunya adalah anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis).
Pemerintah menetapkan anggrek bulan sebagai puspa pesona bersama dengan melati (puspa bangsa) dan padma raksasa (puspa langka). Anggrek bulan adalah salah satu anggota genus Phalaenopsis, genus yang pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, yaitu Dr. C.L. Blume.
Phalaenopsis sendiri sedikitnya terdiri atas 60 spesies dengan sekitar 140 varietas yang 60 varietas di antaranya terdapat di Indonesia. Mereka tumbuh menempel sebagai tanaman epifit di pohon atau batang kayu.
Namun meski hidup menumpang di pohon lain, tanaman indah ini tidak merugikan inangnya. Baik anggrek bulan dan inangnya mempunyai hubungan simbiosis komensalisme atau tidak saling merugikan satu sama lain.