Dalam beberapa waktu terakhir, kekhawatiran terhadap kualitas udara di Jabodetabek semakin merajalela. Mulai dari perubahan warna langit yang kini sering kali terlihat abu-abu hingga meningkatnya jumlah kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama pada anak-anak. Hal ini menjadi sorotan penting mengingat bahwa 93 persen populasi anak di bawah 15 tahun dihadapkan pada udara yang tercemar, meningkatkan risiko mereka mengalami gangguan kesehatan serius.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2016, sekitar 600.000 anak dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi saluran napas bawah akut yang disebabkan oleh polusi udara. Dampak polusi udara pada anak-anak memiliki konsekuensi serius, dan kita perlu memahami risiko yang dihadapi oleh generasi muda. Berikut adalah beberapa dampak kesehatan anak-anak akibat polusi udara:
1. Risiko bayi lahir prematur
Ternyata, polusi udara dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan anak bahkan sejak mereka masih dalam kandungan. Penelitian di California menunjukkan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan secara prematur.
2. Menghambat perkembangan paru-paru
Studi yang dilakukan oleh The Southern California Children’s Health selama periode 1993 hingga 2011 menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara tinggi, memiliki risiko lebih besar mengalami hambatan perkembangan paru-paru. Dampak ini dapat menghambat paru-paru mencapai kapasitas maksimalnya, mirip dengan dampak yang dialami oleh anak-anak yang memiliki orang tua perokok.
3. Pemicu asma
Anak-anak yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi udara tinggi lebih rentan terhadap serangan asma. Ini tidak hanya meningkatkan kunjungan anak-anak ke unit gawat darurat tetapi juga mengakibatkan peningkatan penggunaan obat asma.
4. Meningkatkan gejala saluran pernapasan
Studi perbandingan enam kota di Amerika Serikat menunjukkan bahwa gejala pernapasan pada anak-anak, seperti batuk dan batuk berdahak, berkaitan dengan peningkatan polutan udara seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida.
5. Menurunkan fungsi paru-paru
Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa anak-anak yang terpapar tingkat tinggi polusi udara mengalami depresi pada saluran pernapasan, mengurangi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan karbon dioksida secara optimal.
Setelah menyadari dampak-dampak yang disebabkan oleh polusi udara pada anak-anak, adalah tanggung jawab kita untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. Langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, menghindari pembakaran sampah, dan menanam lebih banyak pohon di sekitar tempat tinggal dapat menjadi awal untuk melindungi kesehatan anak-anak generasi mendatang.