Max Verstappen telah mendominasi GP F1 selama tiga tahun terakhir, dengan memenangkan tiga gelar juara secara beruntun. Ia telah berhasil mematahkan dominasi Lewis Hamilton selama empat tahun bersama Mercedes dan telah menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan di dunia balap Formula 1. Namun, terlepas dari catatan impresifnya, mantan bos F1 GP, Bernie Ecclestone, percaya bahwa Verstappen tidak sekejam Michael Schumacher di lintasan balap.
Schumacher secara luas dianggap sebagai salah satu pembalap Formula 1 terhebat sepanjang masa, setelah memenangkan tujuh gelar juara dunia dan berbagai balapan sepanjang kariernya. Ia dikenal karena gaya mengemudinya yang agresif, kemauannya untuk mengambil risiko, dan kemampuannya untuk mendorong mobilnya hingga ke batasnya. Ecclestone percaya bahwa Verstappen masih harus menempuh perjalanan panjang sebelum ia dapat menyamai tingkat keterampilan dan determinasi Schumacher.
“Max Verstappen masih memiliki sedikit sisi dalam dirinya. Namun Max tak sekejam Michael, karena Michael bahkan tak pernah berpikir untuk berkompromi,” kata Ecclestone dilansir laman Speedweek, Senin (15/1).
Terlepas dari komentar Ecclestone, tidak dapat disangkal bahwa Verstappen adalah pesaing yang tangguh di lintasan. Ia telah menunjukkan berkali-kali bahwa ia memiliki apa yang diperlukan untuk memenangkan balapan dan kejuaraan, dan rekornya membuktikan hal itu. Pada musim terakhirnya meraih gelar juara, Verstappen memecahkan rekor Schumacher untuk kemenangan balapan terbanyak dalam satu musim, dengan memenangkan total 19 balapan.
Sementara Michael Schumacher secara luas dianggap sebagai salah satu pembalap Formula Satu paling sukses sepanjang masa. Kariernya membentang selama lebih dari dua dekade dan membuatnya memenangkan tujuh gelar juara dunia, lima di antaranya adalah kemenangan beruntun bersama Scuderia Ferrari dari tahun 2000 hingga 2004.
Kesuksesan Schumacher di Formula Satu dimulai dari masa-masa di Benetton, di mana ia memenangkan gelar juara dunia secara beruntun pada tahun 1994 dan 1995. Kemenangan ini sangat penting karena ia meraihnya dengan mengendarai dua mobil yang berbeda, Benetton bertenaga Ford pada tahun 1994 dan mobil bertenaga Renault pada tahun 1995.