Kemunculan sejumlah atlet badminton berprestasi tidak lepas dari adanya organisasi di tingkat nasional. Di Indonesia, induk organsisasi yang mengatur seluruh kegiatan hingga membina para atlet adalah Persatuan Bulu Tangkis Indonesia atau PBSI.
Adapun, awal mula terbentuknya PBSI yaitu dari perkumpulan yang sudah ada sejak era 1930-an. Beberapa perkumpulan badminton yang berjaya di era tersebut adalah Bataviase Badminton Bond dan Bataviase Badminton League yang bermarkas di Jakarta.
Badminton sendiri masuk ke Indonesia akibat pengaruh kolonialisme Inggris terhadap dua negara tetangga, yaitu Malaysia dan Singapura. Semakin lama, badminton tidak hanya dikenal di Jakarta, tetapi meluas ke berbagai wilayah Indonesia seperti Jawa dan Sumatera.
Begitupun dengan perkumpulannya yang semakin berkembang. Nah, untuk menyatukan seluruh perkumpulan yang ada di Indonesia, maka terbentuklah satu organisasi. Pada 5 Mei 1951 di Bandung, PBSI resmi didirikan.
Proses pembentukan PBSI tidak terjadi dalam semalam. Sejumlah tahapan penting dilalui, mulai dari pembahasan konsep, pengumpulan dukungan, hingga proses pengesahan secara resmi.
Seiring berjalannya waktu, PBSI tidak hanya menjalankan peran sebagai pengelola badminton di tingkat nasional, tetapi juga menjadi ujung tombak dalam menghadapi kompetisi internasional.
Prestasi gemilang badminton Indonesia dalam berbagai ajang dunia, seperti Piala Thomas, Piala Uber, dan Olimpiade, tidak terlepas dari peran besar PBSI dalam membina atlet-atlet berkualitas.
Sejumlah tokoh penting dalam dunia badminton Indonesia turut memainkan peran utama dalam pembentukan PBSI. Di antaranya adalah Raden Sutopo, Dick Sudirman, dan lainnya yang memiliki visi besar untuk mengangkat citra bulu tangkis Indonesia.
Dengan semangat yang tinggi, mereka bekerja sama dalam membentuk PBSI sebagai wadah resmi untuk mengelola olahraga badminton di Indonesia.
Hingga saat ini, PBSI terus berupaya meningkatkan kualitas dan daya saing atlet badminton Indonesia. PBSI membuktikan bahwa organisasi ini tidak hanya sebatas sebagai lembaga pengelola, tetapi juga sebagai pemangku visi dan misi untuk mengangkat nama baik Indonesia di mata dunia.