Gurita, makhluk laut yang dikenal dengan lengan-lengannya yang panjang, memiliki sisi unik yang membuatnya menarik perhatian para ilmuwan. Salah satu fakta yang mengejutkan adalah perilaku automutilasi, di mana gurita dapat memakan lengannya sendiri. Tindakan ini, dikenal sebagai autophagy, masih menyisakan banyak misteri bagi peneliti.
Menurut laporan dari Science ABC pada Senin (2/1/2023), automutilasi pada gurita terbagi menjadi dua jenis, yakni autotomi dan autophagy. Autotomi terjadi ketika gurita dengan sengaja memotong atau menggigit bagian tubuh tertentu. Fenomena ini muncul ketika hewan merasa terjebak atau ada bagian tubuh yang rusak, dengan tujuan mencegah infeksi dan rasa sakit lebih lanjut.
Namun, pertanyaan mendasar muncul: mengapa gurita memakan lengannya? Untuk menjawabnya, peneliti seperti Bernd Ulrich Budelmann dari University of Texas Medical Branch at Galveston telah mempelajari 161 kasus autophagy pada gurita di laboratoriumnya. Dari 84 gurita yang diamati, sekitar 74 persen hanya mengamputasi satu lengan, 19 persen memotong dua lengan, sementara sekitar 3 persen menyebabkan kerusakan pada tiga tentakel.
Hasil studi menunjukkan bahwa 80 persen gurita mengalami kematian pada hari pertama setelah melakukan amputasi. Sebelum kematian, gurita-gurita ini menunjukkan gerakan tentakel yang tidak terkoordinasi atau tidak stabil. Penelitian lanjutan mencoba menghubungkan fenomena ini dengan penyakit yang memengaruhi tali saraf dan merusak otak gurita.
Meskipun para ilmuwan mencoba memahami penyebab automutilasi ini, potongan lengan atau tentakel yang digigit tidak selalu dimakan oleh gurita. Faktor kelaparan juga tidak dapat dijadikan alasan utama. Para peneliti berspekulasi bahwa amputasi diri mungkin disebabkan oleh infeksi yang tidak diketahui, yang membutuhkan waktu untuk menunjukkan gejala pada gurita, sekitar satu hingga dua minggu setelah amputasi.
Kesimpulannya, perilaku unik gurita ini tetap menjadi misteri, dan para peneliti terus berusaha untuk mengungkap rahasia di balik fenomena automutilasi yang terjadi pada makhluk laut yang cerdas ini.