Ocimum basilicum atau daun basil merupakan rempah-rempah yang masih serumpun dengan kemangi. Sekilas memang mirip dengan daun kemangi. Akan tetapi daun basil lebih tajam warna hijaunya. Permukaan daun basil juga lebih mengkilap daripada daun kemangi.
Basil dapat ditemui dengan mudah di Eropa, seperti Italia dan Prancis. Di Benua Afrika juga sering dijumpai, terutama di Maroko dan Mesir serta beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Bahkan di Italia, daun basil merupakan bumbu penting dalam setiap masakan.
Di Indonesia, daun basil lebih dikenal dengan nama daun selasih. Daun basil di Indonesia memiliki banyak manfaat. Selain sebagai bahan kuliner, daun basil juga dapat berfungsi sebagai tanaman obat serta pestisida nabati.
Daun basil biasanya menghasilkan biji-bijian yang dikenal sebagai biji selasih. Biji selasih banyak dimanfaatkan sebagai campuran minuman segar, terutama pada es buah. Biji selasih dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan pada manusia.
Pada zaman Mesir Kuno, konon tumbuhan daun basil ini dijadikan masyarakat Mesir sebagai pengawet. Karena manfaatnya, daun basil di Mesir disebut royal heb, tanaman raja. Tidak jauh beda di Prancis yang menyebutnya sebagai tanaman kerajaan.
Seorang ahli botani, Nikolai Ivanovich Vavilov, mengatakan tanaman ini awalnya ditemukan di Asia Selatan, terutama di India. Lalu pada abad ke-16 mulai banyak ditanam di Afrika dan Eropa. Daun basil kemudian tersebar ke seluruh dunia.