Tesla, produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, selama ini mengandalkan baterai berbasis nikel untuk beberapa model kendaraan listriknya. Namun, baru-baru ini perusahaan ini mulai mengalihkan fokusnya ke penggunaan baterai lithium iron phosphate (LFP).
CEO Tesla, Elon Musk, telah menyatakan bahwa mayoritas proyek elektrifikasinya akan didasarkan pada baterai besi atau LFP. Bahkan, dalam Master Plan Tesla Bagian 3, perusahaan ini telah menguraikan rencana untuk menggunakan baterai LFP untuk truk listrik Semi Light, yang dirancang untuk perjalanan jarak pendek.
“Tesla telah mulai menerapkan baterai LFP di beberapa model kendaraan listriknya, seperti Tesla Model 3 dan Model Y. Menurut perusahaan, kendaraan listrik kecilnya akan menggunakan baterai LFP berkapasitas 53 kWh. Tesla juga menyebutkan bahwa mereka akan menggunakan baterai LFP untuk kendaraan listrik berukuran sedang, seperti Model 3 dan Model Y.”
Meskipun baterai LFP lebih besar dan lebih berat daripada baterai berbasis nikel, baterai ini dikenal memiliki umur yang lebih panjang dan tidak mudah terbakar. Selain itu, baterai LFP diklaim lebih hemat biaya daripada baterai berbasis nikel, menjadikannya pilihan ideal untuk Tesla karena terus memperluas jajaran kendaraan listriknya.
Pergeseran ke arah baterai LFP juga sejalan dengan kondisi pasar kendaraan listrik saat ini, di mana biaya baterai merupakan salah satu komponen termahal dari mobil listrik. Dengan semakin banyaknya produsen mobil yang mulai beralih ke penggunaan baterai LFP, diharapkan biaya keseluruhan kendaraan listrik akan menurun, sehingga lebih mudah diakses oleh konsumen di seluruh dunia.