Kasus campak di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Dalam kurun waktu satu tahun, dari 132 kasus pada tahun 2021, angka tersebut melonjak drastis menjadi 3.341 kasus pada tahun 2023.
Peningkatan ini membuat beberapa provinsi menyatakan campak sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), memicu kekhawatiran akan potensi wabah. Namun, seberapa berbahaya sebenarnya penyakit campak ini?
Keadaan kesehatan global
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), campak bukanlah penyakit yang bisa dianggap enteng. Sebelum adanya vaksin dan program vaksinasi yang meluas, epidemi besar campak terjadi setiap 2-3 tahun, menyebabkan sekitar 2,6 juta kematian setiap tahun.
Meskipun vaksinasi telah berhasil mengurangi angka kematian global sebesar 73% antara tahun 2000 hingga 2018, masih terdapat sekitar 140 ribu kematian akibat campak setiap tahunnya, dengan mayoritas korban adalah anak-anak di bawah 5 tahun.
Kelebihan penularan
Campak merupakan penyakit yang sangat menular, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Penularannya terjadi melalui udara, terutama ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Dengan tingkat penularan yang tinggi, satu orang yang terinfeksi dapat menularkan penyakit ini kepada 9-10 orang di sekitarnya jika mereka tidak terlindungi.
Kelompok rentan
Meskipun campak dapat mengancam semua kelompok usia, beberapa kelompok lebih rentan terhadap komplikasi serius, seperti anak-anak di bawah 5 tahun, orang dewasa di atas 20 tahun, perempuan hamil, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang melemah, seperti penderita HIV atau leukemia.
Komplikasi serius
Campak dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak di bawah 5 tahun. Infeksi telinga dan diare merupakan komplikasi umum, tetapi campak juga dapat menyebabkan pneumonia dan ensefalitis. Penderita campak yang hamil tanpa vaksinasi MMR (campak, gondok, dan rubella) dapat mengalami komplikasi seperti kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan rendah.
Potensi fatalitas
Kematian akibat campak terjadi akibat komplikasi yang serius, terutama pada anak-anak dan orang dewasa di atas 30 tahun. Komplikasi paling fatal termasuk kebutaan, ensefalitis, diare berat, dehidrasi, infeksi telinga, dan pneumonia. Pneumonia, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, merupakan penyebab kematian tersering akibat campak, menjadikan campak sebagai ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat.
Dengan peningkatan kasus campak yang terus-menerus, penting bagi masyarakat untuk menyadari tingkat bahaya penyakit ini dan untuk mendukung program vaksinasi guna melindungi diri dan orang-orang di sekitarnya.