Ketika seseorang memperhatikan setiap tetesan hujan yang menyentuh tanah kering, seakan memberikan kenikmatan melalui aroma khas yang disebut sebagai petrichor.
Istilah ini, yang pertama kali dicetuskan oleh dua orang peneliti Australia pada tahun 1960-an, hal ini erujuk pada kehangatan yang muncul saat hujan menyapa tanah. Namun, apa sebenarnya yang membuat bau hujan begitu memikat dan menyenangkan?
Menurut penelitian yang dilansir oleh Live Science, petrichor terbentuk melalui bahan kimia yang dilepaskan oleh bakteri tanah yang dikenal sebagai actinomycetes. Saat hujan menyentuh tanah kering, senyawa aromatik ini bergabung, menciptakan aroma petrichor yang memikat.
Ternyata, flora di sekitar juga berperan dalam menciptakan aroma hujan yang menyenangkan. Beberapa tanaman melepaskan minyak selama periode kering, dan ketika hujan turun, minyak tersebut dilepaskan ke udara. Asam lemak yang mudah menguap, seperti asam stearat dan asam palmitat, menambah kesan menyenangkan pada aroma hujan.
Namun, bukan hanya itu. Petir juga memiliki peran penting dalam menciptakan aroma hujan yang khas. Petir dapat memecah molekul oksigen dan nitrogen di atmosfer, dan kemudian kedua zat tersebut bergabung kembali membentuk oksida nitrat.
Zat ini berinteraksi dengan bahan kimia lain di atmosfer, membentuk ozon yang memiliki bau tajam mirip klorin. Prof. Maribeth Stolzenburg dari University of Mississippi menambahkan bahwa selain petir, badai petir dan hujan meningkatkan kualitas udara. Partikel debu, aerosol, dan lainnya terbawa oleh hujan, membuat udara menjadi lebih bersih.
Jadi, saat kita menikmati aroma hujan yang menyenangkan, kita sebenarnya menyaksikan keajaiban alam yang melibatkan interaksi kompleks antara bakteri tanah, flora, dan fenomena atmosferik seperti petir. Aroma hujan bukan hanya sekadar kenangan manis dari masa kecil, tetapi juga merupakan hasil dari keindahan alam yang terus mengagumkan.