Banyak yang berpendapat bahwa sarapan adalah waktu makan yang tidak boleh dilewatkan, tidak hanya untuk kesehatan tetapi juga dalam upaya menurunkan berat badan. Namun, apakah klaim bahwa sarapan yang terlewat bisa membuat berat badan naik benar adanya?
Tidak sarapan membuat gendut?
Istilah “tidak sarapan membuat gendut” sering kali disematkan pada asumsi bahwa melewatkan sarapan membuat kita lebih lapar di siang hari, yang pada pasangannya dapat menyebabkan konsumsi makan berlebihan. Meskipun pendapat ini mungkin masuk akal, namun, bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut belum sepenuhnya teruji.
Healthline melaporkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan sebenarnya dapat mengurangi asupan kalori secara keseluruhan hingga 400 kalori per hari. Meskipun kita mungkin lebih lapar dan makan lebih banyak saat siang hari, efek ini tidak sepenuhnya menyeimbangkan kalori yang hilang dari sarapan yang terlewatkan.
Hasil studi terbaru
Dalam sebuah penelitian terkontrol acak berkualitas tinggi yang dilakukan selama 4 bulan, 309 pria dan wanita kelebihan berat badan dibagi menjadi dua kelompok: yang disarankan untuk sarapan dan yang disarankan untuk melewatkan sarapan. Setelah periode tersebut, tidak ada perbedaan berat badan yang signifikan antara kedua kelompok tersebut.
Temuan ini menunjukkan bahwa melewatkan sarapan mungkin tidak berdampak besar pada penurunan berat badan, setidaknya dalam jangka pendek. Meskipun masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, hasil ini menantang pandangan umum bahwa tidak sarapan secara otomatis akan membuat berat badan naik.
Kesimpulan
Meskipun banyak yang berpendapat bahwa melewatkan sarapan dapat membuat gendut, bukti ilmiahnya masih belum cukup kuat untuk mendukung klaim tersebut secara menyeluruh. Saya yakin, setiap orang perlu mendengarkan tubuhnya sendiri dan menyesuaikan kebiasaan makan sesuai kebutuhan dan kenyamanan pribadi.