Dunia balap MotoGP terkenal dengan kecepatan, ketangguhan, dan tentu saja, nomor motor yang menjadi identitas para pembalap. Ternyata, di balik nomor-nomor tersebut terdapat kisah menarik dan seringkali unik. Mari kita simak beberapa cerita menarik di balik pilihan nomor motor pembalap terkenal.
1. Valentino Rossi dan nomor #46: Warisan keluarga
Valentino Rossi, yang dijuluki “The Doctor,” selalu setia dengan nomor motor #46 sepanjang karier balapnya. Nomor tersebut bukan dipilih secara sembarangan, melainkan sebagai warisan dari ayahnya, Graziano Rossi, yang memenangi Grand Prix di kelas 250cc dengan nomor yang sama pada tahun 1979, tahun kelahiran Rossi.
2. Marc Marquez dan kesetiaan pada #93
Juara dunia asal Semenanjung Iberia, Marc Marquez, telah memenangi gelar juara dunia sebanyak delapan kali. Meskipun begitu, Marquez tidak pernah berganti nomor motor, selalu setia dengan #93. Ternyata, nomor tersebut bukanlah pilihan sembarangan, melainkan mencerminkan tahun kelahirannya.
3. Barry Sheene dan cintanya pada #7
Juara dunia kelas 500cc 1976 dan 1977, Barry Sheene, selalu tampil dengan nomor #7. Baginya, angka tersebut bukan sekadar nomor balap biasa, melainkan simbol keberuntungan dan prestasi dalam karier balapnya.
4. Freddie Spencer: Memori juara dengan nomor #19
Freddie Spencer memilih nomor #19 sebagai identitasnya sejak turun di Kejuaraan Superbike Amerika Serikat. Pada tahun 1985, dia mencetak sejarah dengan memenangi gelar juara dunia kelas 250cc dan 500cc sekaligus, membuktikan bahwa nomor #19 membawa keberuntungan baginya.
5. Kevin Schwantz dan kelekatannya pada #34
Pembalap asal Texas, Kevin Schwantz, memiliki koneksi khusus dengan nomor #34. Ketika ia merebut gelar juara dunia kelas 500cc pada tahun 1993, nomor tersebut menjadi ikon keberhasilannya. Ternyata, nomor #34 juga memiliki arti penting bagi pembalap lain seperti Davide Giugliano dan Andrea Dovizioso.
6. Nomor #69 dan penghormatan untuk Nicky Hayden
Nicky Hayden, juara dunia MotoGP 2006, memilih nomor #69 dengan alasan khusus. Baginya, angka tersebut memiliki makna yang tidak berubah saat dibolak-balik, mencerminkan keunikan dan keistimewaannya. Setelah kembali ke tanah airnya, Hayden meninggalkan nomor tersebut sebagai warisan yang tidak boleh dipakai oleh pembalap lain sebagai bentuk penghormatan.
Dengan cerita-cerita menarik di balik pemilihan nomor motor ini, terlihat bahwa setiap nomor memiliki makna dan kisahnya sendiri bagi para pembalap MotoGP. Sebuah aspek yang mungkin terlihat sepele, namun menjadi bagian penting dari identitas dan sejarah mereka di lintasan balap dunia.