Dalam sorotan dunia balap internasional, MotoGP tak hanya memberikan aksi seru di sirkuit-sirkuit bergengsi, tetapi juga menghadirkan tantangan finansial yang luar biasa bagi para pabrikan dan tim. Total pengeluaran tim balap MotoGP yang mencapai Rp 111 miliar bukanlah angka kecil, dan artikel ini akan mengupas setiap komponen biaya yang membuatnya mencapai angka fantastis tersebut.
1. Biaya mesin motor:
Sebagai fondasi utama dalam dunia balap, mesin motor MotoGP menjadi elemen kunci dalam total pengeluaran tim. Dikutip dari sumber terpercaya, satu unit mesin motor MotoGP memiliki harga kisaran 200.000 hingga 250.000 euro atau sekitar Rp 3,4 miliar hingga Rp 4,3 miliar. Ini adalah investasi besar yang harus dikeluarkan oleh setiap tim yang ingin bersaing di level tertinggi balap motor dunia.
Tim satelit, yang tidak memiliki motor pabrikan, harus menyewa motor dengan biaya sekitar 2 juta euro atau Rp 34,9 miliar per musim per pebalap. Ini menjadi salah satu faktor pengeluaran yang signifikan dalam persaingan tim di MotoGP.
2. Komponen motor:
Selain biaya mesin, komponen-komponen motor juga memberikan kontribusi besar terhadap total pengeluaran tim. Motor pabrikan, dengan total biaya sekitar 3 juta euro atau Rp 52,4 miliar, menyajikan rincian biaya yang mencengangkan. Perangkat elektronik, termasuk sensor, kabel, dan panel, memiliki harga mencapai 100.000 euro (Rp 1,7 miliar). Panel sendiri bisa mencapai 2.500 euro (Rp 43,6 jutaan), dan tak ada perangkat elektronik yang dihargai kurang dari 1.000 euro (Rp 17,4 jutaan).
Sistem pengereman, yang tidak kalah vital, memiliki harga tetap yang dipatok oleh FIM sebesar 70.000 euro (Rp 1,2 miliaran) untuk satu set rem depan. Ini sudah termasuk tiga pasang kaliper, tiga silinder, 10 rem cakram karbon, dan 28 kampas rem. Jika tim membutuhkan lebih dari itu, mereka harus membayar secara terpisah.
3. Biaya perbaikan:
Tidak dapat dihindari, kecelakaan adalah bagian tak terpisahkan dari balap motor. Tim harus menghadapi biaya perbaikan yang signifikan ketika pebalap terjatuh. Biaya perbaikan mulai dari 15.000 euro (Rp 262 jutaan) hingga 100.000 euro (Rp 1,7 miliaran), tergantung sejauh apa kerusakan yang dialami oleh motor. Perbaikan mencakup berbagai aspek, mulai dari bodi, footstep, tuas rem atau kopling, hingga komponen lain yang mungkin mengalami kerusakan.
Jika kecelakaan lebih serius dan motor terpental ke udara, biaya perbaikannya bisa mencapai 100.000 euro (Rp 1,7 miliar). Ini melibatkan perbaikan roda, rem cakram, suspensi, radiator, dan sensor-sensor yang mungkin rusak akibat insiden tersebut.
4. Pengeluaran di luar balap:
Selain biaya yang terkait langsung dengan persiapan dan partisipasi dalam setiap seri balapan, tim juga harus mengatasi pengeluaran di luar sirkuit. Setiap seri MotoGP diadakan di sirkuit yang berbeda, baik itu di negara yang sama maupun di benua yang berbeda. Biaya perjalanan untuk satu anggota tim dapat mencapai 1.200 euro (Rp 20 jutaan) per seri, dan jika satu tim terdiri dari 30 orang, total biaya per musim untuk perjalanan saja bisa mencapai 700.000 euro (Rp 12,2 miliaran).
Namun, ini belum termasuk biaya tambahan jika pimpinan tim, pebalap, dan manajer memilih menggunakan penerbangan kelas satu. Bahkan karyawan di bidang hospitality juga memiliki peran penting, dengan biaya hospitality untuk satu musim yang bisa mencapai 600.000 euro (Rp 10,4 miliaran).
Tidak hanya itu, tim juga harus mengatasi pengeluaran untuk transportasi, kendaraan, dan keperluan lainnya. Jumlah ini, jika dijumlahkan, bisa melebihi 2 juta euro (Rp 34,9 miliaran), menambah beban finansial yang harus diatasi oleh setiap tim.
5. Biaya ban dan bahan baku:
Salah satu elemen kritis dalam dunia balap adalah ban. Motor MotoGP menggunakan ban dengan spesifikasi tertentu untuk setiap sirkuit. Untuk memasok ban pada semua tim MotoGP, Michelin harus mengeluarkan biaya lebih dari 1,2 juta euro (Rp 20,8 miliaran) tiap serinya. Biaya ini mencakup tidak hanya ban itu sendiri tetapi juga teknisi dan asisten yang terlibat dalam persiapan dan pengelolaan ban selama seri balapan.
Biaya termahal lainnya adalah bahan baku, terutama serat karbon (carbon fibre), yang menjadi bahan utama untuk membuat fairing dan banyak komponen motor lainnya. Harga serat karbon mencapai 2 euro (Rp 34.900) per 100 gram, menjadikannya salah satu material paling mahal. Di sisi lain, baja hanya memiliki harga 0,2 euro (Rp 3.490) per 100 gram. Namun, yang paling mahal adalah magnesium, yang sering digunakan untuk membuat pelek. Harga tiap pelek bisa mencapai 4.000 euro (Rp 69,9 jutaan), menjadikan magnesium sebagai material paling mahal dalam dunia balap motor.
Kesimpulan
Dengan memahami setiap komponen biaya yang terlibat, total pengeluaran tim balap MotoGP yang mencapai Rp 111 miliar menjadi suatu hal yang terungkap. Balap MotoGP tidak hanya menuntut kecepatan di lintasan, tetapi juga manajemen keuangan yang cermat dan strategis. Tantangan finansial ini menciptakan lingkungan yang sangat kompetitif di MotoGP, di mana tidak hanya keunggulan teknis dan keterampilan mengemudi yang diperlukan, tetapi juga kemampuan untuk mengelola sumber daya finansial secara efektif. Sebuah dunia yang menarik dan kompleks di balik gemerlap sirkuit MotoGP yang penuh tantangan.