in

Mengenal Gua Belanda dan Gua Jepang yang Populer di Bandung

Gua Belanda, Bandung (googlemaps/Yudi)

Kota Bandung merupakan salah satu tempat yang banyak dikunjungi oleh wisatawan saat musim liburan. Hal tersebut dikarenakan Bandung memiliki keindahan alam yang memukau, kuliner yang beragam, serta budaya dan sejarah yang beranekaragam.

Salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi bagi kamu yang suka dengan sejarah adalah Gua Belanda dan Gua Jepang. Kedua gua tersebut memiliki jarak yang cukup dekat sehingga wisatawan dapat mengunjungi kedua gua tersebut sekaligus.

Lokasi

Gua Belanda dan Gua Jepang terletak di Taman Hutan Raya Juanda, Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Lokasi gua ini memiliki jarak hanya 9,7 kilometer dari pusat Kota Bandung dengan waktu tempuh sekitar 32 menit.

Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda. Foto: instagram/@nu2nug

Lokasi yang strategis, rute, dan akses yang mudah membuat tempat wisata ini banyak dikunjungi oleh pengunjung lokal hingga luar kota.

Sejarah

Gua Belanda adalah sebuah gua buatan yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1923. Gua ini dibangun oleh Belanda sebagai tempat penyimpanan dan perlindungan saat terjadi serangan udara atau serangan militer.

Selain itu, Gua Belanda juga dahulu digunakan untuk terowongan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Perbukitan Pakar dianggap strategis oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dan memiliki lokasi yang terlindungi serta dekat dengan pusat kota Bandung.

Oleh karena itu, peranannya sebagai PLTA pada awal tahun 1941 berubah seiring waktu menjadi pusat komunikasi yang digunakan oleh pihak Belanda menjelang Perang Dunia II.

Gua Jepang adalah sebuah gua buatan yang dibangun oleh tentara Jepang pada tahun 1942-1943. Tujuan pembangunan gua ini adalah sebagai tempat perlindungan dan persembunyian, serta digunakan sebagai gudang logistik untuk menyimpan persediaan makanan, senjata, dan amunisi selama periode penjajahan di Nusantara. Selain itu, gua ini sering menjadi lokasi pertempuran antara tentara Belanda dan Jepang pada masa lalu.

Arsitektur

Gua Belanda memiliki panjang sekitar 144 meter dan terdiri dari sekitar 15 lorong dan beberapa ruangan dengan 2 pintu masuk, termasuk ruang kamar untuk istirahat tentara Belanda, ruang interogasi, dan ruang tahanan. Selain itu, Gua Belanda juga memiliki fungsi penting sebagai pusat radio Hindia Belanda. Gua ini sudah beberapa kali mengalami renovasi.

Gua Jepang. Foto: googlemaps/Cep Budhi Darma

Gua jepang memiliki 4 pintu dan 2 saluran udara. Berbeda dengan Gua Belanda, Gua Jepang tidak mengalami renovasi dan masih mempertahankan tampilan aslinya. Dengan 18 sel, gua ini digunakan sebagai bunker, penjara untuk tawanan, dan tempat pertemuan prajurit untuk mengatur strategi.

Daya tarik

Gua Belanda dan Gua Jepang memiliki daya tarik yang unik bagi pengunjung yang tertarik dengan sejarah dan arsitektur militer. Pengunjung dapat masuk ke gua-gua tersebut dengan membawa senter pribadi atau menyewa kepada pengelola setempat dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 5.000.

Pengunjung bersama-sama dengan kelompok lain akan masuk dan menyusuri jalan setapak di dalam gua. Terlihat di dalamnya banyak jalan bercabang, sel tahanan, dan lain-lain.

Pengunjung tidak perlu khawatir akan keamanannya karena terdapat pemandu yang akan menjaga dan menjelaskan selama berada di dalam gua. Walaupun begitu, pengunjung juga harus menjaga satu sama lain dan tetap berada di dalam rombongan.

Apabila pengunjung tidak ingin mencoba memasuki gua, pengunjung juga dapat berkeliling di sekitar kawasan Dago Pakar. Kawasan ini terkenal dengan keindahan alamnya, udaranya yang sejuk, dan pemandangan yang menakjubkan.

Apabila sudah lelah berkeliling, pengunjung dapat bersantai di area Dago Pakar dengan memakan bekal yang sudah dibawa atau membeli makanan dan minuman yang disediakan di warung makan terdekat.

Jam buka

Gua Belanda dan Gua Jepang buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Apabila ingin menyewa tour guide, pengunjung harus membayar sebesar Rp 35.000.