Pembalap Formula 1, dengan mobil-mobil super cepat dan tikungan-tikungan tajam, membutuhkan lebih dari sekadar keterampilan mengemudi yang luar biasa. Mereka dihadapkan pada tuntutan fisik dan mental yang tak tertandingi oleh kebanyakan olahragawan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang bagaimana para pembalap F1 menjalani latihan dan menjaga tubuh mereka dalam kondisi puncak untuk menghadapi tekanan ekstrem di lintasan.
Fisik dan mental yang prima
Pembalap Formula 1 tidak hanya harus ahli mengemudi, tetapi juga memiliki fisik dan mental yang prima. Mereka dihadapkan pada situasi di mana tubuh mereka harus bertahan terhadap G-Force yang luar biasa setiap kali mobil melaju di lintasan. Bahkan, pembalap seperti Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas mencatatkan angka G-Force yang mencengangkan, mencapai hingga 6G dalam beberapa situasi. Inilah sebabnya mengapa latihan fisik dan kebugaran menjadi kunci utama dalam persiapan mereka.
Latihan untuk menahan G-Force
G-Force adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pembalap F1. Dalam beberapa situasi, mobil dapat menarik G-Force sebesar 6G, yang mungkin membuat orang biasa tidak dapat bertahan dalam waktu yang singkat. Untuk mengatasi ini, para pembalap melibatkan diri dalam program latihan intensif untuk memperkuat leher, otot core, dan kaki. Latihan ini membantu mereka menahan tekanan yang luar biasa saat melaju di lintasan, terutama saat berakselerasi dan melakukan pengereman.
Menjaga berat badan optimal
Berat badan juga menjadi aspek krusial dalam persiapan fisik pembalap. Untuk memaksimalkan kecepatan mobil, berat mobil harus tetap rendah. Oleh karena itu, para pembalap harus menjaga berat badan mereka pada level yang optimal. Bagi pembalap dengan postur tinggi, ini bisa menjadi tantangan ekstra karena mereka perlu memperhitungkan kalori dengan cermat tanpa mengorbankan kebugaran dan kekuatan tubuh.
Program latihan khusus untuk setiap pembalap F1
Setiap pembalap memiliki program latihan kebugaran yang disesuaikan dengan kebutuhan fisik dan kelemahan mereka. Latihan untuk memperkuat leher, lengan, kaki, dan core menjadi inti dari program ini. Pelatih kebugaran pribadi seperti Angela Cullen, yang telah bekerja dengan Lewis Hamilton sejak 2016, membantu pembalap mencapai kebugaran optimal dengan menyusun program latihan yang spesifik dan sesuai dengan tuntutan balapan.
Pendekatan holistik terhadap kebugaran
Kebugaran pembalap Formula 1 bukan hanya tentang latihan fisik. Pendekatan holistik termasuk aspek-aspek seperti yoga, meditasi, dan aktivitas bersama dengan pelatih kebugaran pribadi. Misalnya, Angela Cullen tidak hanya menjadi pelatih bagi Hamilton tetapi juga teman dekat yang terus mendampingi di paddock. Ini membuktikan bahwa kebugaran tidak hanya tentang tubuh, tetapi juga keseimbangan pikiran dan hubungan interpersonal.
Pemulihan setelah kecelakaan
Pemulihan setelah kecelakaan menjadi bagian integral dari kehidupan seorang pembalap F1. Kecelakaan di lintasan dapat menghasilkan G-Force yang sangat tinggi, seperti yang dialami oleh Romain Grosjean di GP Bahrain 2020 dengan impak mencapai 53G. Oleh karena itu, selain latihan, proses pemulihan seperti pijatan, mandi es, dan tidur yang cukup menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko cedera dan menjaga daya tahan tubuh.
Perbandingan dengan seri balap lainnya
Meski setiap seri balap memiliki tuntutan kebugaran yang berbeda, pembalap Formula 1 dihadapkan pada tantangan unik. Dibandingkan dengan seri lain seperti World Endurance Championship (WEC) dan IndyCar, pembalap F1 perlu membangun daya tahan dan kekuatan tubuh yang luar biasa untuk menghadapi tekanan dan kecepatan di lintasan.
Dengan semua persiapan fisik dan mental ini, kita bisa melihat bahwa keberhasilan seorang pembalap F1 tidak hanya ditentukan oleh kecepatan mobil, tetapi juga oleh ketangguhan dan kesiapan fisik mereka. Keberanian untuk menghadapi G-Force, ketangguhan untuk pulih setelah kecelakaan, dan dedikasi untuk menjaga tubuh dalam kondisi puncak adalah kunci sukses di dunia balap yang begitu kompetitif ini.