in

Umur Udah 25! Quarter Life Crisis Semakin Membebani Kepala

Quater Life Crisis di Umur 25. Foto: Pexels

Fase quarter life crisis memang paling sangat mendebarkan. Apalagi dilengkapi dengan berbagai kejutan. Bukan kejutan bahagia, tapi lebih tepatnya berbagai permasalahan yang datang secara tiba-tiba. Bisa dibilang berada di umur 25 di mana pikiran beranggapan masih muda. Ternyata butuh banyak suntikan dana.

Semua pikiran selalu memusingkan isi kepala. Ya, hal inilah yang sedang dialami banyak anak muda di seluruh dunia. Gejolak emosional yang tidak pernah stabil. Tentunya sangat mempengaruhi beragam aktivitas yang tengah dijalani.

Terkadang, manusia tidak menyadari bahwa mereka sedang berada di quarter life crisis. Tidak hanya perihal pertanyaan kapan di wisuda, udah dapat kerja di mana, investasi untung berapa? Hingga mengarah ke hal berbau privasi berupa pasangan yang akan diajak menikah nanti.

Pertanyaan-pertanyaan ini memang sangat membosankan dan sudah menjadi tradisi secara turun-temurun ketika kumpul dengan keluarga besar. Apalagi saat perayaan hari keagamaan seperti lebaran ataupun natal. Lantas, seperti apa sih tanda-tanda quarter life crisis yang sedang kamu rasakan? Yuk simak penjelasan berikut ini!

Sering menonaktifkan sosial media

Quarter Life Crisis. Foto: Pexels

Penggunaan sosial media memang tidak bisa terlepaskan begitu saja dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun banyak memberikan informasi terkini. Namun, terlalu jauh berselancar di sosial media bisa membuat seseorang merasa tertekan di kehidupan nyata.

Pencapaian orang-orang yang semakin membanggakan. Padahal diri sendiri masih stuck di tempat yang sama. Hal inilah yang menjadi pemicu yang membuat hidup kamu semakin tertekan dan merasa tidak memiliki pencapaian besar. Tentunya, ini sangat tidak baik bagi kesehatan mental.

Jauh dari kata bahagia

Kamu selalu memasang standar tertinggi di kehidupanmu dan terlalu sering membanding-bandingkan dengan pencapaian yang diterima oleh orang lain. Persoalan ini sangat banyak dialami oleh seseorang yang sedang dalam fase quarter life crisis.

Pemikiran seperti inilah yang akan membuat kamu tidak merasa bahagia. Seolah diri sendiri adalah manusia yang paling menyedihkan yang tinggal di muka bumi. Percayalah, perasaan sedih yang berlebihan hanya akan semakin menekan isi kepala.

Cut Off lingkaran pertemanan

Beratnya Quarter Life Crisis. Foto: Pexels

Seiring bertambahnya usia, terkadang frekuensi antara lingkaran pertemanan tidak lagi saling terhubung. Banyak yang memilih pergi dan mengakhiri hubungan pertemanan mereka yang sudah lama terjalin sejak lama.

Berada di umur 25 membuat seseorang lebih selektif untuk tetap ingin berada dihubungkan pertemanan yang lama. Bukan tanpa alasan, hal ini mereka lakukan karena banyak sekali tujuan hidup yang tidak lagi sejalan. Entah itu perihal pembicaraan tentang masa depan, karir dan lain sebagainya.

Sulit menyederhanakan isi pikiran

Nyatanya quarter life crisis akan bisa dihadapi asalkan kamu mau menata diri. Mulai dari menyederhanakan isi pikiran, menjalani kehidupan dengan baik dan jangan terus-terusan berada di zona nyaman. Kesalahan besar inilah yang akan membuat kamu semakin tertinggal.

Jangan menjadi orang yang sangat ambisius namun minim aksi. Cobalah untuk mencari motivasi diri sehingga menjadi manusia yang lebih baik. Semua perasaan sedih hanya sementara waktu dan tidak perlu berlarut-larut untuk hal itu.

Tujuan hidup yang tak tentu arah

Memasuki umur 25 banyak sekali pertanyaan yang memenuhi kepala. Tentang tujuan hidup ke depannya. Apakah tetap akan seperti ini? Apakah tidak ada kemajuan sama sekali? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang selalu terpikirkan bahkan membuat kesehatan mental seseorang menjadi terganggu.

Terus-terusan merasa cemas, takut akan masa depan, merasa kesepian, tertekan dan bahkan ada yang berniat untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Hal ini terjadi karena dorongan dari lingkungan sekitar yang menuntut sempurna dan bisa sesuai dengan ekspektasi mereka.

Mulai saat ini, kamu tidak perlu mengawatirkan banyak hal karena quarter life crisis pernah dialami semua orang. Tetap semangat dan jangan lupa bahagia.