Dalam dunia balap Formula 1 (F1), beberapa nama mencatat sebagai legenda yang tak tertandingi. Salah satunya adalah Michael Schumacher, seorang pembalap asal Jerman yang mengukir prestasi luar biasa dalam karier balapnya.
Namun, kisah karier gemilang Schumacher terhenti secara tragis setelah mengalami kecelakaan ski pada tahun 2013. Mari kita telaah lebih dalam perjalanan karier dan kehidupan pribadi Michael Schumacher.
Awal karier yang cemerlang
Michael Schumacher lahir pada 3 Januari 1969, di Hurth, Rhine-Westphalia, Jerman Barat. Dikenal dengan sebutan Schumi, Schu, atau Schuey, Schumacher memiliki minat besar terhadap dunia balap sejak usia dini. Pengaruh sang ayah, Rolf Schumacher, yang menjadi marshall di sebuah trek gokart, membentuk bakat balapnya sejak kecil.
Schumacher memulai kiprahnya dalam balap gokart dan meraih kejayaan pada tahun 1984 dan 1985 dengan memenangkan gelar juara karting junior Jerman. Kesuksesannya terus berlanjut, dan pada tahun 1987, ia merebut gelar karting Jerman dan Eropa. Tahun berikutnya, pada usia 19 tahun, Schumi beralih ke balap mobil Formula Tiga (F3) dan berhasil memenangkan gelar juara F3 Jerman pada tahun 1990.
Debut di formula 1 dan kemenangan awal
Agustus 1991 menjadi momen bersejarah bagi Michael Schumacher ketika ia melakukan debutnya di F1 di Grand Prix Belgia bersama tim Jordan. Bergabung sebagai pengganti Bertrand Gachot, Schumacher langsung menunjukkan potensinya. Pada tahun 1992, ia pindah ke tim Benetton dan memenangkan gelar dunia pembalap pada tahun 1994 dan 1995.
Sebelum musim 1996 dimulai, Schumacher bergabung dengan tim Ferrari, di mana ia menempati posisi ketiga dalam klasemen kejuaraan F1 pada tahun tersebut. Meskipun mengalami patah kaki dalam kecelakaan pada 1999, Schumi bangkit dengan gemilang pada tahun 2000 dan memenangkan kejuaraan dunia ketiganya. Bersama Ferrari, ia menciptakan sejarah dengan meraih lima gelar juara dunia berturut-turut dari tahun 2000 hingga 2004.
Rekor dan prestasi tidak terbantahkan
Prestasi Schumacher di dunia balap F1 tidak hanya mencakup gelar juara dunia, tetapi juga sejumlah rekor yang sulit untuk ditandingi. Pada saat pensiunnya pada tahun 2006, Schumacher memegang rekor 91 kemenangan balapan Grand Prix, 68 pole position, dan 155 podium. Rekor lap tercepat sebanyak 77 kali juga tetap menjadi miliknya hingga kemudian dipecahkan oleh Lewis Hamilton.
Prestasinya menjadikan Schumacher sebagai salah satu pembalap paling sukses dalam sejarah F1, dan namanya dikenang sebagai simbol dominasi Ferrari selama periode tersebut. Keberhasilannya juga menciptakan era kejayaan bagi tim Italia tersebut, yang sebelumnya mengalami pasang surut.
Kembalinya dan masa pensiun kedua
Setelah pensiun pada akhir kampanye 2006, Michael Schumacher tidak benar-benar meninggalkan dunia F1. Pada Desember 2009, ia mengumumkan kembalinya ke F1 untuk musim 2010 sebagai pembalap untuk tim Mercedes. Meskipun tidak meraih kemenangan selama tiga musim bersama Mercedes, Schumacher tetap memberikan kontribusi sebagai test driver dan penasihat Ferrari.
Pada akhirnya, Schumacher memutuskan untuk pensiun kembali pada tahun 2012. Meski comeback-nya tidak menyamai kejayaan masa lalu, kontribusinya tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah F1. Pensiun keduanya menandai akhir dari karier balap aktif Schumacher, tetapi bukan akhir dari warisan dan pengaruhnya dalam dunia balap.
Atlet kaya raya dan dermawan
Selama kariernya, Schumacher bukan hanya dikenal sebagai pembalap cepat di lintasan balap, tetapi juga sebagai atlet kaya raya. Pendapatan tahunannya mencapai puncaknya sekitar 100 juta dolar, menjadikannya salah satu atlet dengan bayaran tertinggi dalam sejarah olahraga. Namun, kekayaan Schumacher tidak hanya digunakan untuk kehidupan pribadinya, melainkan juga untuk berbagai kegiatan amal.
Pada tahun 2002, Schumacher dinobatkan sebagai duta besar khusus untuk UNESCO, menunjukkan peran aktifnya dalam mendukung pendidikan dan budaya. Puncak kebaikannya terjadi pada tahun 2004, saat ia menyumbangkan 10 juta dolar untuk upaya bantuan tsunami di Samudra Hindia. Tindakan dermawan ini membuatnya menjadi berita utama dan mencerminkan sisi manusiawinya di luar dunia balap.
Kecelakaan ski yang mengubah segalanya
Pada bulan Desember 2013, kehidupan Michael Schumacher mengalami perubahan drastis ketika ia mengalami kecelakaan ski di Prancis. Meskipun menggunakan helm saat kecelakaan, dampak benturan ke kepala menyebabkan cedera otak yang signifikan. Schumacher harus menjalani perawatan intensif dan ditempatkan dalam keadaan koma medis yang diinduksi secara medis hingga Juni tahun berikutnya.
Proses rehabilitasi yang berkepanjangan di Rumah Sakit Universitas Lausanne, Swiss, sebelum akhirnya pada bulan September 2014, Schumacher diberi izin untuk pulang ke rumahnya untuk rehabilitasi lebih lanjut. Kondisinya tetap menjadi misteri, dan detail tentang pemulihannya sangat terbatas.
Warisan dan dukungan terus berlanjut
Meskipun Michael Schumacher tidak lagi aktif di lintasan balap, warisan dan pengaruhnya di dunia F1 tetap hidup. Fansnya di seluruh dunia terus menyuarakan dukungan dan mengingat prestasi luar biasa yang dicapainya selama karier balapnya. Sejumlah rekan pembalap, termasuk rivalnya di lintasan juga memberikan dukungan dan harapan untuk pemulihan penuh Schumacher.