Penikmat MotoGP seringkali lebih banyak fokus pada pembalap dan performanya. Hal ini bisa kita lihat dari betapa populernya nama-nama seperti Valentino Rossi, Marc Marquez, Dani Pedrosa. Sayangnya, seringkali luput dari pandangan bahwa ada tokoh penting di balik setiap kesuksesan pembalap dan gelaran MotoGP. Mereka adalah manager pembalap dan manager tim. Kedua jabatan ini tentu memiliki banyak perbedaan dalam fungsi serta pengaruh. Apa saja perbedaannya? Simak ulasan berikut ini.
Profil Manager Pembalap
Profil manajer pembalap sangat heterogen, mencakup lembaga yang mewakili atlet, mantan pembalap yang memanfaatkan pengalaman mereka, peluang yang mendapatkan kepercayaan dari pengendara atau orang tua mereka, orang tua yang bertindak sebagai wakil anaknya, hingga pengendara yang mengelola karir dan minat mereka sendiri.
Misalnya saja, Dani Pedrosa adalah pembalap yang melalui berbagai fase manajemen kehidupan. Awalnya disukai oleh Alberto Puig, seorang mantan pembalap, Pedrosa kemudian memutuskan untuk mengelola dirinya sendiri setelah berpisah dengan Puig. Namun, tantangan mengelola sendiri mengakibatkan Pedrosa kehilangan fokus, dan akhirnya, ia menyewa agen perwakilan atlet di AS.
Manajer MotoGP Terkenal
Di dunia MotoGP, terdapat dua manajer dengan profil menonjol yang berhasil menggabungkan keahlian sebagai manajer dan pemahaman mendalam tentang paddock. Salah satunya adalah Carlo Pernat, yang sebelum menjadi manajer pembalap, pernah menjadi manajer olahraga untuk Cagiva dan Aprilia. Pernat dikenal sebagai sosok yang telah ‘memproduksi’ pembalap-pembalap terkemuka.
Manajer MotoGP yang efektif tidak hanya harus menjadi penjual dan negosiator yang ulung tetapi juga sangat memperhatikan waktu. Keahlian ini menjadi krusial dalam menghadapi situasi take-it-or-leave-it, di mana alternatif dalam negosiasi menjadi terbatas. Pengumuman mendadak Suzuki di akhir musim memberikan peluang bagi manajer seperti Quartararo, Jorge Martin, atau Enea Bastianini untuk memanfaatkan situasi ini dalam negosiasi pembaruan kontrak mereka dengan tim mereka saat ini.
Profil Manajer Pembalap Top
Beberapa pembalap papan atas MotoGP yang memiliki manajer yang mewakili kepuasannya:
- Fabio Quartararo: Diwakili oleh mantan pembalap, Eric Mahé.
- Enea Bastianini: Dikelola oleh manajer profesional, Carlo Pernat.
- Alex Rins: Dibantu oleh pengacara, Miguel Galvarriato.
- Joan Mir: Diwakili oleh pengacara, Francisco Sanchez.
- Marc Marquez: Dikelola oleh mantan pembalap, Emilio Alzamora.
- Dan lain-lain.
Penghasilan Manajer Pembalap
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah berapa banyak uang yang dihasilkan seorang manajer pembalap. Jika manajer yang terkait dengan keluarga diabaikan, manajer profesional menerima antara 5 hingga 20 persen dari nilai kontrak pengendara. Persentase ini bervariasi tergantung pada jumlah kontrak.
Manajer balap juga harus menangani negosiasi dengan pemasok perlengkapan dan sponsor pribadi pengendara. Ini mencakup kesepakatan dengan pemasok helm, peralatan, dan barang-barang lainnya, serta perundingan dengan sponsor pribadi yang mengiklankan minuman energi, kacamata, arloji, dan barang-barang serupa.
Manajer Tim: Peran dan Profil
Selanjutnya, mari kita bahas manajer tim yang memiliki peran berbeda tergantung pada merek perusahaan. Manajer tim bertanggung jawab atas berfungsinya kegiatan di garasi paddock selama Grand Prix berlangsung. Dalam beberapa waktu, manajer tim juga berperan dalam proses negosiasi kontrak pembalap.
Dalam Yamaha, Lin Jarvis sebagai CEO Yamaha Racing yang bertanggung jawab atas keputusan akhir konservasi pengendara. Sementara di KTM, peran ini dipegang oleh Direktur Olahraga mereka, Pit Beirer. Di Honda dan Suzuki, manajer tim bertanggung jawab atas negosiasi dan penandatanganan pembalap, meskipun keputusan akhir mungkin diambil oleh pihak lain.
Profil Manajer Tim Pabrikan
Meskipun peran manajer waktu bervariasi, keterampilan yang diperlukan seringkali sama. Seorang manajer tim harus tidak hanya menjadi negosiator yang ulung tetapi juga mampu memilih pengendara yang sesuai dengan tim proyek, mempertimbangkan faktor-faktor seperti kecepatan pengendara, kompatibilitas karakter, dan citra yang cocok dengan merek.
Contoh manajer tim pabrikan yang mencerminkan profil ini termasuk Paolo Ciabatti dari Ducati, Livio Suppo dari Suzuki, dan Massimo Rivola dari Aprilia. Ketiganya memiliki pengalaman sebelumnya yang mendalam dalam dunia olahraga motor, dengan Ciabatti dan Rivola memiliki pengalaman di Formula 1.
Pengelolaan Hubungan dengan Pembalap
Manajer tim diharapkan untuk memimpin tim demi kepentingan terbaik perusahaan tempat mereka bekerja. Hubungan yang terlalu dekat dengan pembalap bisa menjadi tantangan, seperti yang diungkapkan oleh Livio Suppo. Ketika manajer terlalu dekat dengan pembalap, pengambilan keputusan dapat mempengaruhi secara emosional, dan itu dapat merugikan perusahaan.
Livio Suppo menyatakan, “Seorang manajer yang berhutang budi kepada majikannya dan kewajibannya adalah selalu melakukan apa yang paling menguntungkan majikannya, dan jika ada hubungan yang terlalu dekat itu sulit.” Hal ini menegaskan bahwa profesionalisme dan jarak yang tepat diperlukan untuk memastikan keputusan yang obyektif.