in

5 Langkah Penting yang Harus Dilakukan Jika Ingin Menjadi Pembalap F1

Ilustrasi. Foto: Maxverstappen1 (Instagram)

Dalam dunia balap mobil, Formula 1 (F1) telah lama diakui sebagai puncak prestasi dan kehebatan. Bagi banyak penggemar motorsport dan para pembalap muda, impian untuk menjadi bagian dari serinya adalah sesuatu yang membanggakan dan dihormati.

Namun, perjalanan menuju menjadi pembalap F1 bukanlah tugas yang mudah. Dari bakat alami hingga keuangan yang stabil, kebugaran tubuh hingga dedikasi dan lisensi yang diperlukan, banyak langkah dan komponen yang harus dipertimbangkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci langkah-langkah kunci yang harus diambil untuk mewujudkan mimpi menjadi pembalap F1.

1. Bakat yang luar biasa

Satu-satunya cara untuk bersaing di panggung F1 yang sangat kompetitif adalah dengan memiliki bakat yang luar biasa. Dari 20 kursi yang tersedia di grid, setiap kursi tersebut hanya diberikan kepada yang terbaik di dunia. Banyak pembalap F1 yang sukses memulai karier mereka dengan berkompetisi di dunia karting pada usia yang sangat muda, seringkali mulai dari usia 8-14 tahun.

Ini adalah tahap awal di mana mereka mengembangkan keterampilan balap, menunjukkan bakat alami mereka, dan membangun dasar yang kuat untuk melangkah lebih jauh di dunia motorsport.

Karting memberikan platform yang sempurna untuk menilai dan mengasah bakat balap sejak dini. Beberapa pembalap bahkan memulai karting pada usia empat atau lima tahun, menunjukkan dedikasi dan minat yang luar biasa dalam motorsport sejak usia sangat dini.

Ilustrasi. Foto: Maxverstappen1 (Instagram)

2. Keuangan yang Stabil

Salah satu realitas pahit di dunia motorsport, terutama di level tertinggi seperti F1, adalah kebutuhan akan dukungan finansial yang besar. Motorsport dikenal sebagai olahraga yang mahal, dan biaya yang terlibat dalam berkompetisi di setiap tingkatan, dari karting hingga F1, dapat menjadi penghalang bagi banyak bakat muda.

Dalam banyak kasus, keluarga pembalap harus mendukung secara finansial selama tahap-tahap awal perkembangan karier mereka. Biaya untuk membeli, merawat, dan mengikuti kompetisi karting saja bisa mencapai jumlah yang signifikan. Selain itu, perjalanan melalui kategori-kategori seperti Formula Ford, Formula 4, atau Formula Renault juga memerlukan investasi finansial yang substansial.

Namun, tidak semua pembalap memiliki keberuntungan finansial untuk membiayai karier mereka sendiri. Inilah mengapa pentingnya menemukan sponsor atau menjadi ‘pay driver’ menjadi begitu krusial.

Sebagai pay driver, seorang pembalap menyediakan dukungan finansial kepada tim dalam pertukaran untuk kesempatan untuk bersaing di tingkat tertentu. Meskipun ini mungkin membantu membuka pintu menuju dunia F1, tetapi seringkali pay driver tidak menerima gaji sebanding dengan rekan-rekan mereka di grid.

3. Kebugaran dan ketahanan

Menjadi seorang pembalap F1 bukan hanya tentang keahlian mengemudi, tetapi juga tentang memiliki tubuh dan pikiran yang sangat sehat dan tangguh. Ketika mobil melaju melalui lintasan dengan kecepatan tinggi dan memasuki tikungan yang tajam, pembalap menghadapi gaya gravitasi (G-force) yang luar biasa. Oleh karena itu, kebugaran fisik dan mental adalah elemen kunci dalam persiapan seorang pembalap.

Pembalap F1 dianggap sebagai atlet elit, dan mereka secara rutin terlibat dalam berbagai latihan untuk menjaga kebugaran mereka. Kompetisi atletik dan olahraga di antara musim balap adalah bagian dari rutinitas mereka. Latihan tersebut tidak hanya mencakup kardio dan kebugaran umum, tetapi juga fokus pada pengembangan kekuatan otot tertentu, terutama otot lengan dan leher.

Dalam kondisi balapan yang panas, seperti Grand Prix Singapura yang terkenal, pembalap dapat kehilangan hingga 3kg cairan tubuh dalam satu balapan. Oleh karena itu, menjaga hidrasi dan ketahanan tubuh menjadi faktor krusial dalam kinerja seorang pembalap.

Video tes reaksi dan pemanasan sebelum balapan sering diposting oleh beberapa tim dan pembalap di media sosial untuk memberikan gambaran tentang tingkat kebugaran dan ketahanan yang dibutuhkan untuk mengendarai mobil Formula 1 modern.

4. Dedikasi dan kompromi

Analisis pasca-balapan adalah aspek penting lainnya dari rutinitas seorang pembalap. Setelah setiap balapan, pembalap diharapkan menganalisis data balapan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menyusun strategi untuk balapan di masa depan. Kunjungan rutin ke gym untuk menjaga kebugaran menjelang balapan berikutnya dan menghadiri pertemuan rutin dengan sponsor juga menjadi bagian dari jadwal seorang pembalap.

Perjalanan menuju Formula 1 seringkali melibatkan pengorbanan, termasuk waktu yang dihabiskan bersama keluarga dan teman. Pembalap harus berusaha keras untuk naik peringkat, menempatkan diri mereka pada posisi untuk dipilih menduduki kursi Formula 1. Dedikasi yang diperlukan tidak hanya dari segi waktu, namun juga fokus mental dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.

5. Memperoleh lisensi super FIA

Sebelum dapat bersaing di panggung Formula 1, seorang pembalap harus memperoleh Lisensi Super Balap FIA. Lisensi ini memberikan izin kepada pemegangnya untuk berkompetisi dalam Kejuaraan Dunia Formula 1. Proses untuk memperoleh Lisensi Super FIA melibatkan beberapa kriteria yang harus dipenuhi:

  • Berusia di atas 18 tahun.
  • Menjadi pemegang lisensi kompetisi kelas internasional.
  • Memiliki surat izin mengemudi yang sah di negara asal.
  • Lulus ujian teori FIA tentang regulasi olahraga Formula 1.
  • Menyelesaikan 80% dari dua musim di kualifikasi satu tempat duduk.
  • Mengumpulkan 40 Poin Lisensi Super selama 3 musim di kualifikasi kualifikasi mana pun.

Sistem pemberian poin ini menciptakan tantangan tersendiri, dengan beberapa pembalap yang mengalami kesulitan memenuhi persyaratan. Perdebatan tentang cara poin dibagikan di antara berbagai seri balap telah muncul, termasuk argumen bahwa beberapa seri mungkin tidak memberikan cukup poin kepada pembalap untuk memenuhi kriteria Lisensi Super FIA.