in ,

Kisah di Balik Salvator Mundi, Lukisan Terakhir Leonardo da Vinci

Lukisan Salvator Mundi. Foto: Geoff Pugh—REX/Shutterstock.com
Lukisan Salvator Mundi. Foto: Geoff Pugh—REX/Shutterstock.com

Lukisan menjadi sebuah medium seni yang telah menginspirasi, menggerakkan, dan mempesona manusia selama berabad-abad. Di antara ribuan karya seni yang ada di dunia ini, ada satu lukisan yang telah mencuri perhatian dan menjadi buah bibir di kalangan pecinta seni.

Lukisan yang dimaksud adalah “Salvator Mundi” karya Leonardo da Vinci. Karya ini telah mencatat sejarah dalam dunia seni rupa dengan prestasi luar biasa sebagai lukisan termahal yang pernah terjual dalam sejarah lelang seni.

“Salvator Mundi” secara harfiah berarti “Penyelamat Dunia” dalam bahasa Latin. Karya ini memancarkan keanggunan dan keagungan, menciptakan aura spiritual yang memukau.

Lukisan Salvator Mundi. Foto: Geoff Pugh—REX/Shutterstock.com
Lukisan Salvator Mundi. Foto: Geoff Pugh—REX/Shutterstock.com

Kisah di balik lukisan ini pun tak kalah menariknya. “Salvator Mundi” diperkirakan dibuat oleh Leonardo da Vinci sekitar tahun 1500. Namun, lukisan ini sempat hilang dari perhatian dunia selama beberapa abad sebelum muncul kembali pada abad ke-20. Pada tahun 2005, seorang kolektor seni membeli lukisan ini di sebuah toko barang-barang antik di Amerika Serikat dengan harga yang cukup terjangkau, tanpa menyadari bahwa itu adalah karya asli Leonardo da Vinci.

Setelah melalui serangkaian penyelidikan dan restorasi, keaslian lukisan ini akhirnya diakui oleh para ahli. Dan pada November 2017, “Salvator Mundi” dilelang oleh rumah lelang terkemuka, Christie’s, di New York. Antusiasme yang luar biasa dari kolektor seni di seluruh dunia menyebabkan harga lukisan ini meroket ke angka yang mengejutkan: 450,3 juta dolar AS.

Angka fantastis ini membuat “Salvator Mundi” menjadi lukisan termahal yang pernah terjual dalam sejarah seni rupa. Keberadaan dan keaslian lukisan ini telah menginspirasi banyak orang tentang keindahan dan keajaiban seni, serta memunculkan banyak spekulasi dan kontroversi di kalangan para ahli seni.

Lukisan Salvator Mundi. Foto: X/@LouvreAbuDhabi
Lukisan Salvator Mundi. Foto: X/@LouvreAbuDhabi

Namun, di balik gemerlapnya harga dan popularitas, juga muncul pertanyaan etis tentang nilai seni itu sendiri. Apakah harga yang fantastis ini benar-benar mencerminkan nilai seni dari karya tersebut, ataukah semata-mata merupakan hasil dari histeria pasar dan spekulasi kolektor?

Pertanyaan ini menjadi perdebatan yang kompleks di dunia seni. Beberapa berpendapat bahwa harga yang dibayar untuk “Salvator Mundi” mencerminkan penghargaan terhadap keberanian dan kejeniusan Leonardo da Vinci sebagai seorang seniman. Namun, yang lain mengkritiknya sebagai contoh ekstrem dari komodifikasi seni, di mana nilai sebuah karya seni diukur semata-mata dari nilai pasar.

Tetapi apa pun pandangan kita terhadap masalah ini, satu hal yang pasti adalah bahwa “Salvator Mundi” telah menjadi simbol dari keajaiban dan daya tarik seni, menggugah rasa ingin tahu dan inspirasi dalam hati banyak orang di seluruh dunia. Lukisan ini bukan hanya tentang harga yang dibayarkan, tetapi juga tentang keindahan, keajaiban, dan keabadian seni yang terkandung di dalamnya. Dan sementara “Salvator Mundi” mungkin menjadi lukisan termahal di dunia saat ini, keindahan seni tetaplah tidak terhingga dalam nilai dan pengaruhnya bagi umat manusia.