in

Seberapa Jauhkah Burung Terbang di Ketinggian?

Ilustrasi. Foto: Freepik

Kehadiran burung di langit memang menjadi pemandangan yang umum, namun seberapa tinggi sebenarnya mereka bisa terbang? Dalam eksplorasi langit ini, kita akan mengungkap misteri ketinggian terbang burung yang luar biasa. Salah satu spesies yang mencuri perhatian dalam pencarian ini adalah burung nasar griffon Rüppell, yang berhasil memecahkan rekor ketinggian penerbangan. Tidak hanya itu, namun juga ada berbagai spesies lain yang mampu menaklukkan langit dengan kemampuan luar biasa. Mari kita gali lebih dalam ke dalam dunia penerbangan burung yang menakjubkan ini.

Rekor Ketinggian Burung Nasar Griffon Rüppell

Burung Nasar Ruppel. Foto: Pixabay

Burung nasar griffon Rüppell, spesies asal Afrika tengah, menjadi pusat perhatian dalam dunia ornitologi karena kemampuannya terbang di ketinggian yang mencengangkan. Dikutip dari Live Science, burung ini mencatatkan rekor sebagai burung dengan penerbangan tertinggi, mencapai ketinggian 11.278 meter di atas permukaan tanah. Keberhasilan burung ini tidak hanya berhenti pada prestasi ketinggian, melainkan juga tercatat dalam sejarah penerbangan setelah penghentian dengan pesawat pada tahun 1974, seperti yang diberitakan dalam jurnal The Wilson Bulletin.

Kejadian ini menjadi bukti bahwa burung nasar griffon Rüppell mampu menaklukkan ketinggian ekstrem, bahkan sampai pada titik menyentuh dengan pesawat. Ini membuka pintu menuju pemahaman lebih dalam tentang kemampuan adaptasi burung terhadap lingkungan yang semakin dingin dan oksigen yang semakin tipis pada ketinggian tersebut.

Ilustrasi. Foto: Freepik

Adaptasi Hidup di Ketinggian Tinggi

Sejumlah spesies burung hidup di habitat dengan ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut. Graham Scott, seorang asisten profesor biologi di McMaster University, Ontario, Kanada, menjadi peneliti yang mengungkap rahasia adaptasi burung terhadap lingkungan ini. Menurut Scott, ada burung-burung yang secara rutin terbang ke ketinggian antara 3.000 hingga 4.000 meter, terutama saat mereka melakukan migrasi.

Penelitian Scott menyoroti bagaimana hewan vertebrata, yang memiliki tulang punggung, mampu bertahan di lingkungan fisik yang menantang. Burung kecil seperti burung pipit dan burung kolibri di Pegunungan Alpen dapat ditemukan pada ketinggian 5.000 meter, sedangkan condor Andes meluncur di udara pada ketinggian 5.500 meter. Fakta menarik muncul ketika bebek mallard diketahui mampu mencapai ketinggian 6.401 meter, sementara angsa kepala berbatang di Asia Tengah dapat terbang mencapai ketinggian 7.290 meter.

Peran Rentang Sayap dalam Penerbangan Tinggi

Meskipun ukuran burung-burung yang mampu terbang pada ketinggian tinggi bervariasi, mereka memiliki satu kesamaan yang menarik: jarak sayap yang lebih panjang dibandingkan dengan tubuh mereka dan dibandingkan dengan burung yang terbang pada ketinggian lebih rendah. Menurut Scott, sayap yang lebih panjang memiliki peran penting dalam penerbangan tinggi.

Sayap yang lebih panjang memberikan kemampuan optimal dalam menghasilkan daya angkat, yang sangat diperlukan agar tubuh burung tetap melayang di ketinggian yang ekstrim. Dengan demikian, panjang sayap menjadi faktor kunci yang memungkinkan burung-burung ini menjelajahi langit-langit tertinggi dengan begitu lancar. Ini bukan hanya tentang keindahan, tetapi juga tentang keterampilan evolusioner luar biasa yang dimiliki oleh berbagai spesies burung.

Eksplorasi Selanjutnya: Apa yang Kita Belum Tahu?

Meskipun telah banyak penemuan menarik tentang ketinggian terbang burung, masih banyak misteri yang belum terungkap. Bagaimana, misalnya, burung dapat menyesuaikan diri dengan perubahan suhu dan tekanan udara yang dramatis pada ketinggian tinggi? Bagaimana mereka dapat mempertahankan stamina dan keseimbangan dalam penerbangan ekstrem ini?

Eksplorasi lebih lanjut dalam dunia ornitologi dan biologi dapat membawa kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang adaptasi unik burung terhadap lingkungan yang sulit. Penelitian ini tidak hanya penting untuk ilmu pengetahuan ilmiah, tetapi juga untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati, khususnya spesies burung yang mungkin terancam oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia.